MALANG, KOMPAS TV - Tragedi ricuh dan desak-desakan terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, usai laga Liga 1 antara Arema dan Persebaya, Sabtu (1/10).
Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta memaparkan kronologi tragedi Kanjuruhan, yang dimulai ketika sejumlah suporter Arema masuk area lapangan.
Untuk pengamanan, petugas polisi di lapangan gunakan gas air mata.
Baca Juga: 129 Tewas dalam Tragedi Kanjuruhan Malang, Menpora Minta Pimpinan Suporter Edukasi Anggotanya
"Karena gas air mata, mereka pergi ke luar ke satu titik. Di pintu keluar," ujar Nico, Minggu dini hari (2/10).
"Kemudian terjadi penumpukan. Di penumpukan itu lah terjadi sesak napas, kurang oksigen," ucapnya.
Nico mengungkap adanya tindakan tidak menaati aturan dari suporter di Stadion Kanjuruhan. Maka dari itu, petugas melakukan aksi pengamanan.
"Kalau kawan-kawan menaati aturan, kami juga akan melaksanakan tugas dengan baik. Pasti ini ada sebab-akibatnya," ujar Nico.
Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang hingga Minggu pagi (2/10) tercatat 129 orang tewas atau meninggal dunia. Tragedi ini menjadi tragedi sepakbola dengan jumlah korban tewas terbanyak sepanjang sejarah di Indonesia.
Video Editor: Bara Bima
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.