KLATEN, KOMPAS.TV - Salawat bersama Habib Syeh dan ribuan warga ini, digelar di oro-oro Desa Jatinom, Kecamatan Jatinom, Klaten, Jawa Tengah.
Kegiatan dzikir dan sholawat selalu digelar dalam rangkaian tradisi budaya Saparan Sebar Apem, sekaligus perayaan haul untuk Ki Ageng Gribig, tokoh legendaris dalam penyebaran agama Islam saat itu.
Keluarga Airlangga Hartarto yang merupakan keturunan Ki Ageng Gribig, selalu mengikuti rangkaian kegiatan Saparan ini.
Sosok Ki Ageng Gribig, menurut Airlangga, adalah sosok dengan syiarnya yang damai, tenteram, serta menghidupkan ekonomi rakyat.
Hal ini membuktikan kecintaan Ki Ageng Gribig terhadap bangsa dan negara sangat tinggi.
Sementara itu esok harinya, Jumat (16/09) tepatnya, Airlangga juga turut hadir dalam acara tradisi sebar apem di Oro Oro Plampeyan Klaten, Jawa Tengah.
Para pedagang kue apem nampak senang, begitu Menko Airlangga menyambangi dan menyapa mereka.
Bahkan, tak segan-segan Airlangga ikut mencicipi kue tradisional tersebut.
Menko AH memuji, kalau tradisi Yoqowiyu ini mampu mendongkrak perekonomian warga.
Tradisi Sebar Apem dimulai usai Sholat Jumat. Dua gunungan apem diarak menuju panggung Oro-Oro Plampeyan.
Setelah didoakan, apempun disebar kepada puluhan ribu pengunjung.
Sebagai keturunan Ki Ageng Gribig, Airlangga Hartarto mengawali melempar apem, didampingi Ganjar Pranowo Gubernur Jawa Tengah, dan Bupati Klaten Sri Mulyani.
Tradisi ini sudah ratusan tahun diadakan.
Hal ini untuk mengenang jasa Ki Ageng Gribig, tokoh ulama besar pada masanya, dalam penyebaran agama islam di Jawa, khususnya Di Jatinom, Klaten.
Empat ton apem disebar dalam tradisi Yaaqowiyu ini.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.