SURABAYA, KOMPAS.TV - Setelah tiga hari mogok kerja, produsen tahu tempe di Surabaya, Jawa Timur, mulai beraktivitas kembali.
Seperti para perajin tempe rumahan, di kawasan Kampung Tempe Tenggilis, Kauman, Surabaya, yang kembali memasarkan hasil produksinya.
Salah seorang perajin, mengaku aksi mogok kerja tiga hari tidak membuahkan hasil.
Selain harga kedelai impor masih mahal, mencapai Rp11 ribu per kilogram, perajin tempe juga tidak ada penghasilan selama beberapa hari.
Agar tidak merugi, perajin tempe harus mengurangi kapasitas produksi, dari 1 kuintal menjadi 60 kilogram per hari.
Tak hanya itu, ukuran tempe terpaksa diperkecil.
Baca Juga: Pedagang Tahu Tempe Kembali Berjualan, Ukuran Diperkecil dan Harga Naik Seribu Rupiah
Perajin berharap pemerintah bisa segera menurunkan harga kedelai impor, Indonesia tidak lagi bergantung pada kedelai impor.
Sementara di Bandung, Jawa Barat, perajin tahu dan tempe di kawasan Cibuntu, Kota Bandung, juga kembali produksi.
Namun, karena harga kedelai impor masih tinggi, perajin terpaksa menaikkan harga, agar tidak merugi.
Perajin menaikkan harga Rp5 ribu rupiah, per satu cetakan tahu.
Perajin tahu mengungkapkan, walau harga sudah dinaikkan, juga belum menutupi kerugian ongkos produksi.
Sebelumnya, para perajin tahu dan tempe, terpaksa melakukan aksi mogok nasional, selama 3 hari, meski harus merugi.
Para perajin berharap, pemerintah memberikan solusi, agar harga kacang kedelai impor kembali normal.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.