KOMPAS.TV - Detasemen Jalamangkara (Denjaka) adalah satuan antiteror aspek laut TNI Angkatan Laut.
Denjaka dibentuk pada 13 November 1984, dan memiliki moto Satya Wira Dharma.
Anggotanya merupakan prajurit pilihan dari Komando Pasukan Katak (Kopaska) dan Intai Amfibi Marinir (Taifib)
Ciri prajurit Denjaka adalah seragam warna hitam dan memakai baret ungu.
Pusat pendidikan dan Markas Komando Denjaka berada di Bhumi Marinir Cilandak, Jakarta Selatan.
Calon anggota Denjaka dibekali kursus penanggulangan antiteror aspek laut yang dilaksanakan sekitar 6 bulan.
Materi pendidikan antiteror dan antisabotase yang diberikan untuk calon anggota Denjaka lebih berfokus di laut.
Selain itu, anggota Denjaka juga harus mempunyai kemampuan terbaik di darat, laut, dan udara.
Selain penguasaan ilmu bertempur, denjaka juga dibekali ilmu kejiwaan dan analisa situasi khusus.
Setiap tim beranggotakan selusin prajurit dengan spesialisasi beragam, mulai dari penjinakan bahan peledak, medis, komunikasi elektronik dan teknologi informasi.
Waktu yang dibutuhkan tim serbu Denjaka dalam sebuah operasi biasanya tak lebih dari 15 menit.
Untuk diketahui, segala aktivitas Denjaka bersifat rahasia dan sangat jarang dipublikasikan.
Tak hanya operasi antiteror dan antisabotase, Denjaka dapat dilibatkan dalam operasi rahasia "jenis lain" berdasarkan perintah langsung Panglima TNI.
Denjaka sempat diterjunkan untuk mencari korban dan bangkai pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu Jakarta awal tahun 2021.(*)
Grafis: Agus Eko
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.