SOLO, KOMPAS.TV – Tim SAR Gabungan berhasil menemukan Cockpit Voice Recorder (CVR) milik pesawat Sriwijaya Air SJ 182 pada Selasa (30/3/2021).
CVR adalah bagian dari black box atau kotak hitam yang digunakan untuk menyelidiki sebab jatuhnya pesawat.
Black box terdiri dari dua bagian yaitu Flight Data Recorder (FDR) dan Cockpit Voice Recorder (CVR).
Lalu, apa perbedaan FDR dan CVR?
Flight Data Recorder (FDR) merekam data-data teknis selama penerbangan seperti ketinggian, kecepatan, orientasi penerbangan, elevasi, kekuatan mesin, dan lain-lain.
Bagian ini memiliki durasi perekaman selama 25-30 jam, secara otomatis menghapus data setelah melebihi durasi.
Selain itu saat dilakukan analisis, hasil output atau keluaran rekaman data FDR berupa grafik atau transkrip.
Sedangkan Cockpit Voice Recorder (CVR) merupakan bagian yang melakukan perekaman data percakapan kokpit dan memiliki empat saluran, yaitu:
- Percakapan yang terhubung ke pengeras suara
- Percakapan kokpit
- Percakapan pilot dengan Air Traffic Controller (ATC)
- Suasana pesawat seperti suara mesin atau cuaca
CVR memiliki durasi rekaman selama 30 menit. Perekaman menggunakan sistem looping (pengulangan) dengan merekam suara baru dan menghapus rekaman lama tiap 30 menit sekali.
Saat dianalisis, CVR mengeluarkan rekaman data berupa suara. Data tersebut adalah data percakapan dan suasana di pesawat selama penerbangan.(*)
Grafis: Agus Eko
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.