JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengklarifikasi isu Proyek Strategis Nasional Rempang Eco City disebut mendadak dan merupakan hadiah dari China.
Dikutip dari laman Kementerian Investasi, kawasan Rempang sudah diminati perusahaan asal China Xinyi Glass atau Xinyi Group dengan nilai investasi Rp174 T sampai dengan 2080. Dokumen kerja sama pemerintah Indonesia dan China sudah ditandatangani pada 28 Juli 2023 lalu.
Sebelumnya Jubir Kekerabatan Masyarakat Adat Tempatan Rempang, Suardi, mengatakan terbuka menerima investasi, namun tidak setuju jika kampung-kampung adat dihilangkan. Bahlil Lahadalia menjelaskan hanya sekitar 2.300 hektar wilayah yang akan difokuskan untuk pabrik kaca dan sola panel.
Selain itu, akan dibuat museum untuk menghormati budaya dan tradisi di kampung tersebut. Maka ia membantah jika disebut hanya memenangkan investasi dan bukan masyarakat adat. Sebab, dengan hadirnya investasi ini bisa membuka peluang peningkatan ekonomi dan kesejahteraan warga Rempang melalui lapangan pekerjaan serta tempat jual beli hasil perkebunan atau perikanan yang lebih memadai.
Simak dialog Rosianna Silalahi bersama Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam ROSI eps. Konflik Rempang demi Investasi? Saksikan di kanal youtube KompasTV.
Link: https://www.youtube.com/watch?v=DG7f_g2fUSk
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.