Kompas TV saintek teknologi

CEO Telegram Bongkar Rahasia DeepSeek: AI China yang Bakal Kalahkan Teknologi Barat!

Kompas.tv - 4 Februari 2025, 16:44 WIB
ceo-telegram-bongkar-rahasia-deepseek-ai-china-yang-bakal-kalahkan-teknologi-barat
Halaman aplikasi telepon pintar DeepSeek terlihat di layar telepon pintar di Beijing, Selasa, 28 Januari 2025. (Sumber: AP Photo/Andy Wong)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Gading Persada

KOMPAS.TV DeepSeek, startup kecerdasan buatan (AI) asal China, terus menarik perhatian dunia setelah menunjukkan kemajuan pesat dalam teknologi algoritmik. Perkembangan ini bahkan mendapat sorotan dari Pavel Durov, pendiri dan CEO Telegram, yang menilai keberhasilan DeepSeek sebagai bukti superioritas sistem pendidikan China dibandingkan Barat.

Dalam sebuah unggahan di akun Telegram-nya, Durov menekankan kemajuan AI China tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan merupakan hasil dari sistem pendidikan yang kompetitif dan berbasis prestasi. 

Ia menyoroti bagaimana siswa China secara konsisten unggul dalam kompetisi matematika dan pemrograman internasional, menunjukkan kesiapan mereka untuk mendominasi sektor teknologi global.  

Baca Juga: Mengenal DeepSeek, Terobosan AI dari Tiongkok yang Guncang Dunia Teknologi

DeepSeek telah menjadi simbol kebangkitan AI China, menantang dominasi perusahaan-perusahaan Barat seperti OpenAI dan Google DeepMind

Startup ini menarik perhatian setelah hasil benchmark AI-nya menunjukkan performa yang mampu menyaingi model AI terkemuka dunia.

Keberhasilannya mencerminkan strategi China dalam mengembangkan teknologi berbasis kecerdasan buatan dengan efisiensi yang semakin meningkat.  

“AI benchmarks yang menunjukkan keunggulan DeepSeek adalah bukti bahwa transparansi dalam kompetisi akademik berkontribusi pada kesuksesan teknologi,” ujar Durov dalam unggahannya dikutip dari NewsX.

Durov kemudian membandingkan sistem pendidikan China dengan Barat, menyoroti bagaimana sekolah-sekolah di Amerika dan Eropa cenderung menghilangkan kompetisi demi menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif.

Ia berpendapat pendekatan ini justru melemahkan motivasi siswa yang memiliki potensi akademik tinggi.  

“Di banyak sekolah Barat, peringkat dan nilai siswa tidak diumumkan secara publik untuk melindungi mereka dari tekanan. Namun, ini juga menghilangkan insentif bagi siswa terbaik untuk berkembang,” kata Durov.

Baca Juga: Microsoft dan OpenAI Selidiki Dugaan Pencurian Data oleh DeepSeek

Menurutnya, sistem pendidikan China yang berbasis persaingan lebih efektif dalam mencetak generasi unggul di bidang teknologi. 

Ia memperingatkan, tanpa reformasi dalam sistem pendidikan, negara-negara Barat akan semakin tertinggal dalam inovasi AI.    

Kesuksesan DeepSeek menandakan perubahan lanskap persaingan teknologi global. Dengan ekosistem pendidikan dan riset yang semakin matang, China berpotensi menjadi pemimpin dalam pengembangan AI dalam dekade mendatang.  

“Memberitahu semua siswa bahwa mereka adalah juara, terlepas dari kinerja mereka, mungkin terdengar baik – sampai Anda mempertimbangkan betapa cepatnya kenyataan akan menghancurkan ilusi ini setelah kelulusan,” tambah Durov, menekankan bahwa dunia nyata tetap menilai individu berdasarkan pencapaian mereka.  

DeepSeek bukan hanya sebuah startup AI, tetapi juga cerminan dari strategi jangka panjang China dalam menguasai teknologi masa depan. Jika tren ini berlanjut, dominasi teknologi Barat bisa segera menghadapi tantangan serius. 

Baca Juga: Chatbot Asal China, DeepSeek Teratas di Play Store dan App Store Kalahkan ChatGPT


 

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : NewsX

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE



BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x