JAKARTA, KOMPAS.TV - Ribuan komputer dan server di seluruh dunia mengalami gangguan serius setelah melakukan update dari penyedia keamanan siber CrowdStrike yang menyebabkan Blue Screen of Death (BSOD) pada sistem Windows.
Bank, maskapai penerbangan, supermarket, dan penyiaran TV termasuk yang paling terdampak akibat gangguan tersebut, dengan banyak sistem masih offline hingga kini.
CEO CrowdStrike George Kurtz dalam wawancaranya dengan NBC News, menyatakan komitmennya untuk memastikan semua pelanggan pulih sepenuhnya.
"Mungkin butuh waktu bagi beberapa sistem yang tidak bisa pulih otomatis, tetapi misi kami adalah memastikan setiap pelanggan pulih sepenuhnya," kata Kurtz, seperti dilansir The Verge, Jumat (19/7/2024).
Kurtz meminta maaf atas kerusakan yang ditimbulkan oleh update ini. Meski begitu, akan muncul pertanyaan mengenai bagaimana update yang bermasalah ini bisa menjangkau ribuan atau bahkan jutaan mesin di seluruh dunia.
Untuk mengatasi blue screen pada Windows, CrowdStrike telah merilis panduan sementara. Berikut langkah-langkah awal untuk mengatasi blue screen Windows akibat CrowdStrike:
Baca Juga: Fakta-Fakta Pemadaman Massal Microsoft yang Sebabkan Layar Biru dan Gangguan Global
Langkah-langkah ini akan memaksa Windows untuk memulai sistemnya di Safe Mode, di mana driver pihak ketiga seperti driver kernel-level CrowdStrike tidak bisa dimuat.
Administrator teknologi informasi (information technology/IT) kemudian harus menemukan driver yang bermasalah di disk dan menghapusnya.
Namun, metode ini membutuhkan akses fisik ke mesin dan bisa rumit jika disk dienkripsi atau jika tidak memiliki hak admin yang diperlukan.
Beberapa admin IT mencoba opsi lain, yaitu menunggu update perbaikan dari CrowdStrike. Cara ini melibatkan reboot mesin berulang kali dengan harapan update berhasil diterima sebelum mesin mengalami BSOD lagi.
Meskipun sederhana, metode ini efektif bagi sebagian pihak, dengan laporan beberapa mesin berhasil online kembali setelah beberapa kali reboot.
Namun, metode ini bukannya tanpa hambatan. Server update CrowdStrike dan jaringan pengiriman konten (Content Delivery Network/CDN) mungkin mengalami kelebihan beban akibat jutaan mesin yang mencoba mendapatkan update, sehingga memerlukan waktu lebih lama untuk proses reboot.
Bagi perusahaan yang menggunakan desktop virtual, proses pemulihan mungkin lebih cepat. Mereka dapat mengembalikan host yang terdampak ke titik sebelum update yang bermasalah dirilis.
Namun, bagi yang gagal menerapkan metode reboot, langkah booting ke Safe Mode masih menjadi opsi terbaik saat ini.
Baca Juga: Sistem Windows di Berbagai Negara "Error", Layanan Maskapai di Bandara Soekarno Hatta Terganggu
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.