JAKARTA, KOMPAS.TV - Bimasakti adalah nama dari galaksi tempat Matahari dan miliaran bintang lainnya berada. Semua benda tersebut termasuk anggotanya seperti planet dan komet, mengitari pusat Galaksi Bimasakti.
Apakah Bimasakti bisa dipotret?
"Kita memang tidak bisa melihat dan memotret seluruh galaksi tersebut karena kita berada di dalamnya, akan tetapi piringan dan arah ke pusatnya bisa kita saksikan," kata Koordinator Stasiun Observatorium Nasional Kupang Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Abdul Rachman, Rabu (15/5/2024) dikutip dari laman BRIN.
"Kita pun bersama semua yang ada di Bumi mengitari pusat itu (Bimasakti)," tambahnya.
Meski demikian, lanjut Abdul Rachman, diperlukan kondisi tertentu agar keindahan Bimasakti dapat disaksikan.
"Kita butuh malam yang cerah tanpa awan dan Bulan, serta minim polusi cahaya. Jika waktunya cocok misalnya saat musim kemarau, kita bisa melihat piringan Bimasakti yang tampak seperti selendang kabut yang memanjang di langit," tambahnya.
Baca Juga: Rahasia Galaksi Bima Sakti Terbongkar, Hasil Penelitian Wahana Antariksa Gaia Milik Eropa
Lebih lanjut Abdul Rachman menjelaskan, bagian tengah piringan Bimasakti akan tampak cemerlang karena tingginya konsentrasi bintang, gas dan debu di sana.
Lokasinya berada di timur Antares, bintang paling terang di rasi Scorpio yang mudah diidentifikasi.
"Karena indahnya selendang Bimasakti terlihat di langit, banyak orang berburu untuk mengabadikannya dalam foto dan video. Untuk memberikan keunikan, biasa dipilih latar depan tertentu berupa pemandangan, bangunan, dsb," ungkapnya.
"Observatorium Nasional Timau yang menjelang rampung saat ini adalah salah satu lokasi yang tepat karena langit yang minim awan, sangat gelap, dan bentuk gedung Teleskop Timau yang unik," tutup Abdul Rachman.
Baca Juga: Presiden China kepada Biden: Planet Bumi Cukup Besar bagi Dua Negara yang Sukses
Dilansir laman indonesia.go.id, Observatorium Nasional Timau berada di perbukitan asri di kawasan Gunung Timau, Kecamatan Amfoang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Observatorium itu berada di ketinggian 1.300 meter di atas permukaan laut. Lokasinya sunyi, dan tak ada bangunan lain kecuali fasilitas observasi tersebut, sehingga cocok untuk melakukan pengamatan antariksa.
Observatorium Nasional Timau mempunyai fasilitas utama berupa teleskop optik dengan diameter 3,8 meter dan teleskop radio berbentuk parabola dengan diameter 20 meter.
Ukuran teleskop yang besar dapat mempertajam penglihatan terhadap benda-benda langit yang memiliki cahaya lebih redup.
Observatorium Nasional Timau juga memiliki dua teleskop optik berukuran kecil dengan diameter 50 sentimeter, antena Dipole Array berukuran 100 meter x 100 meter, dan magnetometer.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.