Kompas TV religi agama

Apa Itu Konklaf Kepausan, Tradisi Pemilihan Paus Selama Berabad-abad

Kompas.tv - 22 April 2025, 15:50 WIB
apa-itu-konklaf-kepausan-tradisi-pemilihan-paus-selama-berabad-abad
Paus Fransiskus saat naik mobil Paus di Basilika Santo Petrus pada Minggu (20/4/2025). (Sumber: Andrew Medichini/Associated Press)
Penulis : Switzy Sabandar | Editor : Vyara Lestari

JAKARTA, KOMPAS.TV- Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi Gereja Katolik, wafat di usia 88 tahun pada Senin pagi (21/4/2025), waktu Vatikan. Paus Fransiskus wafat setelah beberapa minggu terakhir berjuang melawan pneumonia ganda. 

Sebuah kondisi medis serius yang menginfeksi kedua paru-paru sekaligus. Paus Fransiskus adalah Paus Gereja Katolik ke-266 yang terpilih pada Konklaf Kepausan 2013. Sebelumnya, Paus berkebangsaan Argentina ini merupakan Uskup Agung Buenos Aires.

Setelah meninggalnya Paus Fransiskus, Gereja Katolik dunia akan mulai mempersiapkan prosesi Konklaf Kepausan (Papal Conclave). Konklaf Kepausan merupakan tradisi Gereja Katolik yang dilakukan sejak ratusan tahun lalu.

Baca Juga: Paus Fransiskus Meninggal Dunia, Gereja Katedral Makassar Akan Gelar Misa Arwah

Melansir laman Encyclopedia Britannica, kata konklaf berasal dari bahasa Inggris, conclave, yang artinya pertemuan pribadi atau rahasia. Pertemuan tersebut adalah pertemuan para kardinal Gereja Katolik dunia yang dilakukan secara tertutup untuk memilih seorang Paus.

Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konklaf artinya 'sidang para kardinal yang diadakan untuk memilih Paus yang baru' atau 'tempat para kardinal bersidang untuk memilih Paus yang baru'. Kata ini tergolong kata benda yang berkaitan dengan Katolik.

Konklaf kepausan atau pertemuan para kardinal untuk memilih Paus baru yang digelar di Vatikan. Proses ini melibatkan sistem pengasingan ketat dan proses pemungutan suara terperinci, yang dilakukan di dalam Kapel Sistina, Istana Vatikan. 

Konklaf biasanya dimulai 15 hingga 20 hari setelah kematian Paus. Proses keamanan yang ketat diambil untuk memastikan kerahasiaan prosedur. 

Area konklaf kepausan juga ditutup sepenuhnya selama pertemuan berlangsung, hanya para kardinal dan sekretaris mereka, pemimpin upacara, beberapa gerejawan tertentu dengan tugas khusus yang berkaitan dengan pemilihan, dokter, dan staf pelayanan yang boleh masuk. Selain itu, para kardinal tidak diberi akses ke semua media berita dan dilarang keras menggunakan telepon jenis apa pun atau komputer pribadi.

Proses Konklaf Kepausan

Dalam proses konklaf, hanya kardinal berusia di bawah 80 tahun yang berhak memberikan suara untuk memilih Paus. Meski secara teknis siapa pun yang Katolik dan laki-laki bisa terpilih, selama berabad-abad, Paus hampir selalu berasal dari kalangan kardinal.

Proses dimulai dengan misa pagi khusus, kemudian 120 kardinal berkumpul di Kapel Sistina. Setelah aba-aba "extra omnes" (semua keluar), area disegel, dan para kardinal dikunci di dalam konklaf untuk melakukan pemungutan suara secara rahasia hingga terpilih pengganti Paus sebelumnya.

Saat pemungutan suara dilakukan, para kardinal menulis nama kandidat di surat suara. Surat suara akan dibakar di setiap sesi pemungutan suara dengan bahan kimia tertentu yang menghasilkan asap hitam atau fumata nera jika pemungutan suara tidak meyakinkan. 

Sementara itu, bahan kimia penghasil asap putih atau fumata bianca digunakan untuk menandakan terpilihnya Paus baru. Seorang kandidat harus meraih dua pertiga suara mayoritas untuk menjadi Paus.

Namun jika tak ada hasil dalam banyak putaran, pemilihan mengerucut pada dua kandidat terkuat. Dalam sejarah, proses konklaf kepausan terlama pernah berlangsung selama tiga tahun, yakni pada abad ke-13, karena konflik politik, bahkan tiga kardinal meninggal dunia selama proses tersebut.

Saat ini terdapat 252 kardinal Katolik dari seluruh dunia, namun hanya 135 di antaranya yang memenuhi syarat untuk memberikan suara dalam proses konklaf. Para kardinal yang berusia di atas ambang batas tetap dapat mengikuti proses konklaf, namun tidak memiliki hak pilih.

Baca Juga: Pernyataan Menag Nasaruddin saat ke Kedubes Vatikan Usai Wafatnya Paus Fransiskus

Sementara itu, selama masa kekosongan ini, para College of Cardinals akan mengelola Gereja Katolik Vatikan. Mereka menjalankan urusan harian Gereja, namun dengan kekuasaan terbatas. 

Sebagian besar administrasi pusat Vatikan pun berhenti beroperasi. Biasanya para kepala departemen Vatikan juga akan mengundurkan diri dari jabatannya hingga dikonfirmasi ulang atau diganti oleh Paus yang baru.


 

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : Kompas TV

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE



KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x