JAKARTA, KOMPAS.TV - Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo memberikan tanggapannya soal korupsi yang berkaitan dengan jati diri yang diingkari.
"Di jati diri manusia yang bersangkutan yang korupsi itu, jadi diri yang paling dasar diingkari," katanya dalam Konferensi Pers Uskup Agung Jakarta terkait tema Natal 2024 yang diselenggarakan di Jakarta Pusat pada Rabu (25/12/2024).
Baca Juga: Tok! Hakim Vonis Harvey Moeis 6 Tahun 6 Bulan Penjara di Kasus Korupsi Timah
Kardinal Suharyo menganggap korupsi merupakan realitas yang kompleks, di mana itu tidak dapat dilepaskan pula dari budaya feodal yang berkembang di masyarakat Indonesia.
"Sadar atau tidak sadar, di dalam situasi feodal, dia akan berpikir mengenai gengsi, mengenai kedudukan," terangnya.
Ketika orientasi hidup seseorang sudah tentang gengsi dan kehidupan, maka orang tersebut tanpa disadari dapat melakukan segala macam cara untuk meraih apa yang dicarinya itu.
"Entah itu kekuasaan, entah itu namanya gengsi, dan itu semua butuh uang, jadilah korupsi," ujar Kardinal Suharyo.
Baca Juga: 21 Kardinal Baru Vatikan yang Diumumkan Paus Fransiskus, Salah Satunya Uskup Bogor
Hal kedua yang tidak dapat dilepaskan dari korupsi menurut Kardinal Suharyo adalah sistem kelola negara ini yang menjadikan korupsi sebagai alat untuk menjatuhkan orang lain dan memuluskan kepentingan satu atau sekelompok orang.
"Kita semua mendengar akhir-akhir ini kok korupsi itu malah dijadikan alat ya untuk membunuh, dalam tanda petik ya, untuk mematikan orang, untuk menjegal orang, korupsi dibiarkan supaya nanti pada waktunya bisa digunakan untuk kepentingan tertentu," katanya.
Kardinal Suharyo menambahkan, harapannya gereja dapat menjadi lembaga yang transparan, terpercaya, serta tidak ada praktik korupsi di dalamnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.