Bacaan Doa Qunut Witir yang Dibaca Saat Tarawih pada Separuh Malam Terakhir Bulan Ramadan

JAKARTA, KOMPAS.TV - Berdasarkan kalender hijriah Kementerian Agama (Kemenag), umat muslim di Indonesia sudah memasuki hari ke-15 Ramadan 2024 hari ini, Selasa (26/3/2024).

Melansir NU Online, pada malam ini hingga terakhir nanti, sebagian besar umat Islam dan terutama Nahdliyin membaca doa qunut saat salat witir pada rakaat terakhir.

Amalan membaca doa qunut ini didasarkan oleh atsar (perkataan sahabat Nabi) berikut: 

أن عمر بن الخطاب جمع الناس على أبي بن كعب فكان يصلي لهم عشرين ليلة ولا يقنت الا في النصف الباقى من رمضان. رواه أبو داود 

Artinya, “Sesungguhnya Umar Ibn Khattab berinisiatif mengumpulkan masyarakat agar shalat tarawih bersama (dengan imam) Ubay Ibn Ka’b, maka beliau shalat tarawih bersama mereka selama 20 malam, dan beliau tidak berdoa qunut kecuali dalam separuh yang kedua (malam 16 Ramadhan hingga seterusnya).” (HR. Abu Dawud).

Baca Juga: Doa Pembuka Rezeki untuk Usaha agar Mengalir dari Segala Penjuru, Bisa Dibaca di Pagi Hari

Dijelaskan pula di dalam kitab Ma’rifatus Sunan wal Atsar (4/44) dengan mengutip pendapat Imam asy-Syafii yang mengatakan bahwa pada separuh terakhir Ramadan umat Muslim membaca doa Qunut. Hal ini, lanjut asy-Syafii, pernah dilakukan oleh Ibnu Umar dan Mu’adza al-Qari. 

Imam an-Nawawi dalam al-Adzkar (67), ulama kalangan madzhab Syafii menganjurkan pembacaan doa Qunut pada separuh terakhir di bulan Ramadan.

Akan tetapi, pendapat yang paling kuat menurutnya adalah Qunut dibaca pada separuh terakhir Ramadan. 

Bacaan Doa Qunut Witir saat Salat Tarawih

Pembacaan doa Qunut pada rakaat terakhir salat witir setelah Tarawih. Doa Qunut ini dibaca setelah ruku atau pada saat i'tidal sebelum melakukan sujud.

اَللّهُمَّ اهْدِنَا فِيْمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنَا فِيْمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنَا فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لًنَا فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَقِنَا شَرَّمَا قَضَيْتَ فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ وَاَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ 

Allahummahdinâ fî man hadait. Wa ‘âfinâ fî man ‘âfait. Wa tawallanâ fî man tawallait. Wa bâriklanâ fî mâ a‘thait. Wa qinâ syarra mâ qadhait. Fa innaka taqdhî wa lâ yuqdhâ ‘alaik. Wa innahû lâ yazillu man wâlait. Wa lâ ya‘izzu man ‘âdait. Tabârakta rabbanâ wa ta‘âlait. Fa lakal hamdu a’lâ mâ qadhait. Wa astagfiruka wa atûbu ilaik, wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘alâ âlihi wa shahbihi wa sallam.

Baca Juga: Doa Berpergian Jauh, Bisa Dibaca saat Berangkat Mudik untuk Memohon Keselamatan Sampai Tujuan

Artinya: “Ya Allah, berikanlah petunjuk kepada kami sebagaimana mereka yang telah Engkau tunjukkan. Dan berilah kesehatan kepada kami sebagaimana mereka yang Engkau telah berikan kesehatan. Dan peliharalah kami sebagaimana orang yang telah Engkau peliharakan. Dan berilah keberkahan kepada kami pada apa-apa yang telah Engkau karuniakan.

Dan selamatkan kami dari bahaya kejahatan yang Engkau telah tentukan. Maka sesungguhnya Engkaulah yang menghukum dan bukan terkena hukum. Maka sesungguhnya tidak hina orang yang Engkau pimpin. Dan tidak mulia orang yang Engkau memusuhinya.

Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha tinggi Engkau. Maha bagi Engkau segala pujian di atas yang Engkau hukumkan. Aku memohon ampun dari Engkau dan aku bertaubat kepada Engkau. (Dan semoga Allah) mencurahkan rahmat dan sejahtera untuk junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.”