KOMPASTV - Sebelum bisa membaca dan menulis, manusia sudah mampu berbicara untuk menyampaikan maksudnya. Berbicara yang baik bisa membuat hubungan menjadi intim dan akrab. Sebaliknya, berbicara buruk berisiko menebar racun permusuhan.
Demikian dahsyat dampak berbicara sehingga Islam memberikan panduan khusus untuknya. Bagaimana panduan berbicara?
Pertama, berbicara benar (qaulan sadida). Berbicara benar berarti juga mengandung kejujuran. Jujur melahirkan kepercayaan, sementara kepercayaan adalah modal kebersamaan.
Kedua, berbicara yang baik (qaulan makrufa). Makruf adalah nilai kebaikan yang diakui masyarakat dan tidak bertentangan dengan norma dan agama. Kita diperintah untuk berbicara yang baik dan pantas dilarang berbicara jorok dan dusta, karena itu menyalahi norma dan agama.
Ketiga, berbicara mulia (qaulan karima). Memuliakan itu cermin sopan-santun, apalagi kepada mereka yang lebih tua dari kita.
Keempat, berbicara yang lembut (qaulan layina). Berbicara lembut sangat dianjurkan, karena lebih bisa diterima telinga, tidak ada yang menyukai ucapan kasar.
Kelima, berbicara yang menggembirakan (qaulan maisura). Bisa juga berarti ucapan yang memberi harapan.
Keenam, berbicara yang menyentuh (qaulan baligha). Berarti pula berbicara yang mengena, tidak mutar-mutar. Juga bisa berarti nasihat, saran, atau kritik yang membangun.
Inilah panduan berbicara bagi kaum beriman. Layaklah kita selalu berusaha dan berdoa, semoga setiap untaian kata dan kalimat yang meluncur dari mulut kita bertabur kejujuran, kebaikan, kemuliaan, kelembutan, harapan, dan kesan mendalam di hati siapa saja yang mendengarnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.