JAKARTA, KOMPAS.TV - Suatu ketika Nabi didatangi seorang muslimah, seorang sahabat dari kalangan perempuan. Muslimah itu bernama Ummu Salamah dan ia curhat kepada Nabi.
Ummu Salamah kehilangan suaminya, kekasih yang begitu ia cintai dalam medan perang. Hatinya hancur, ia begitu sedih hingga merasa bahwa segalanya telah berakhir bagi dirinya.
Ia masih belum ikhlas kehilangan suaminya yang bernama Abu Salamah itu. Padahal, ia tahu, suaminya meninggal dalam keadaan syahid karena berjuang di jalan Allah.
Rasulullah pun menenangkan hati Ummu Salamah dan mengajarinya sebuah doa.
Allahuma ajurni fi mushibatit wa akhlifli khairam minhaa
“Ya Allah, berilah aku pahala dalam musibahku ini dan berilah ganti yang lebih baik daripadanya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Ummu Salamah pun mengamalkan doa dari Rasululah itu. Dan benar saja, Allah melapangkan hati Ummu Salamah dan mengabukan doanya. Ia mulai ikhlas menerima kepergian kekasihnya itu.
Baca Juga: Doa Sederhana Rasulullah jika Kamu Diuji Sakit, Punya Arti Begitu Dalam
Kisah di atas diceritakan oleh Ustaz Ali Fauzi, Lc. M.Ag dalam sebuah tulisannya tentang patah hati pada zaman Nabi. Ia pun mengingatkan, bahwa cinta itu sementara dan ada yang lebih abadi dari itu.
“Cintailah sesuatu sekedarnya saja karena tidak ada yang abadi di dunia ini. Dunia dan isinya hanyalah bayangan yang akan hilang pada waktunya,” tutur beliau.
Jatuh cinta dengan sederhana dan sekadarnya saja. Karena ternyata segala cinta akan kembali ke cinta yang paling hakiki, yakni cinta kita kepada Yang Maha Menghidupi.
“Pada akhirnya semua (cinta) akan kembali kepada yang telah menciptakannya yaitu Allah SWT,” tutupnya. Wallau a’lam bisshowab.
Baca Juga: Peristiwa Besar di Bulan Safar, Nabi Menemukan Cinta Sejati yang Membuatnya Monogami
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.