Kompas TV religi beranda islami

Hati-hati Melempar Tuduhan Dan Komentar Julid

Kompas.tv - 24 Maret 2021, 10:02 WIB
Penulis : Agung Pribadi

Mengamati maraknya peristiwa yang lazim terjadi saat ini dimana banyak netizen ataupun diri kita sendiri yang dengan mudah menulis atau mengucapkan suatu hal yang belum tentu kebenarannya, serta tuduhan kepada orang lain yang belum tentu kita mengenalnya dan acapkali tak memiliki dasar sama sekali.

Hadits berikut mungkin dapat dijadikan sebagai pelajaran,

Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus kami ke daerah Huraqah dari suku Juhainah, kemudian kami serang mereka secara tiba-tiba pada pagi hari di tempat air mereka. Saya dan seseorang dari kaum Anshar bertemu dengan seorang lelaki dari golongan mereka. Setelah kami dekat dengannya, ia lalu mengucapkan Laa ilaha illallah. Orang dari sahabat Anshar menahan diri dari membunuhnya, sedangkan aku menusuknya dengan tombakku hingga membuatnya terbunuh.

Sesampainya di Madinah, peristiwa itu didengar oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian beliau bertanya padaku,

“Hai Usamah, apakah kamu membunuhnya setelah ia mengucapkan laa ilaha illallah?” Saya berkata, “Wahai Rasulullah, sebenarnya orang itu hanya ingin mencari perlindungan diri saja, sedangkan hatinya tidak meyakini hal itu.” Beliau bersabda lagi, “Apakah engkau membunuhnya setelah ia mengucapkan laa ilaha illallah?” Ucapan itu terus menerus diulang oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam hingga saya mengharapkan bahwa saya belum masuk Islam sebelum hari itu.” (HR. Bukhari, no. 4269 dan Muslim, no. 96)

Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan, “Mengapa engkau tidak belah saja hatinya hingga engkau dapat mengetahui, apakah ia mengucapkannya karena takut saja atau tidak?”

Adalah dengan artian bahwa kita hanya dibebani dengan menyikapi seseorang dari lahiriyahnya dan sesuatu yang keluar dari lisannya saja. Sedangkan hati, itu bukan urusan kita. Kita tidak punya kemampuan menilai isi hati.

Cukup nilailah seseorang dari lisannya saja (lahiriyah saja). Jangan tuntut lainnya. (Syarh Shahih Muslim, 2:90-91).

Semoga Allah senantiasa membersihkan hati kita dari sifat suuzhan dan terus menerus mengorek aib orang lain.

Wallahu 'alam bis shawab




Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x