Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 241
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 241
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
KOMPAS.TV - Suhu udara panas sangat terasa di sebagian besar wilayah perkotaan. Khususnya daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek).
Suhu panas di wilayah tersebut cenderung membuat gerah tubuh. Hal ini rupanya sejalan dengan analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG)
Hasil analisis BMKG menyebutkan bahwa untuk Jabodetabek pada periode April hingga Mei merupakan bulan-bulan dengan suhu udara cukup tinggi secara statistik data historis, selain periode Oktober hingga November.
Baca Juga: Suhu Panas Jadi Gerah, Ini Penjelasan BMKG
"Jakarta umumnya berada pada rentang suhu udara capai 32-36 derajat celsius," kata Herizal selaku Deputi Bidang Klimatologi BMKG.
Udara yang panas dan gerah juga lebih terasa bila hari menjelang hujan. Sebab, udara lembap melepas panas laten dan panas sensibel yang menambah panasnya udara akibat pemanasan permukaan oleh radiasi matahari.
Selain itu, udara yang terasa panas dan gerah adalah fenomena biasa di musim kemarau.
Jaga Kesehatan
Herizal mengatakan, masyarakat diimbau tidak panik dengan suhu panas dan suasana gerah yang terjadi, tetapi tetap perlu menjaga kesehatan dan stamina, sehingga tidak terjadi dehidrasi dan iritasi kulit.
"Banyak minum dan makan buah segar sangat dianjurkan, termasuk memakai tabir surya," ujar dia.
Tindakan itu diupayakan supaya selama suhu panas terjadi di Jakarta, masyarakat tidak terpapar langsung sinar matahari yang berlebih dan diimbau lebih banyak berdiam di rumah pada saat pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Baca Juga: Polemik Pembukaan Mal Jakarta: APPBI Sebut Dibuka 5 Juni, Anies Bilang Itu Khayalan
Perkembangan Musim Kemarau
Sementara itu, sesuai dengan perkiraan BMKG dari awal, bulan Mei menjadi awal musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia.
Data terbaru, pertengahan Mei 2020 ini menunjukkan bahwa sebanyak 35 persen wilayah Zona Musim (ZOM) sudah memasuki musim kemarau.
Berikut daftar wilayah yang sudah memasuki musim kemarau.
Baca Juga: Fenomena Dentuman Misterius di 3 Wilayah Indonesia dalam Dua Bulan, Apa Kata BMKG?
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.