Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 241
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 241
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
MEDAN, KOMPAS.TV - Masjid Baiduzzaman yang terletak di kawasan Medan Sunggal Kota Medan Sumatera Utara merupakan salah satu masjid tertua di Sumatera Utara. Pembangunan masjid ini tergolong unik karena perekat bangunan menggunakan putih telur sebagai pengganti semen.
Berdiri sejak tahun 1885 atau 1306 Hijriah masjid yang dirikan oleh salah seorang raja sunggal bernama Datuk Badiuzzaman Surbakti ini masih berdiri kokoh. Masjid Raya Badiuzzaman ini memiliki keunikan tersendiri dimana dalam proses pembangunannya menggunakan putih telur sebagai perekat batu.
Layaknya bangunan yang menggunakan material semen, padahal pembangunan masjid tersebut hanya menggunakan putih telur sebagai perekat pasir dan batu bata.
Masjid yang terletak dikawasan Jalan Asam Kumbang Kecamatan Medan Sunggal masjid ini mempunyai banyak sejarah perjuangan saat Indonesia dijajah oeh kolonial Belanda. Jika dilihat dari ornamen masjid terdapat empat pilar berawarna hijau sebagai penyangganya kemudian ada sebuah mimbar permanen yang terbuat dari batu. Kemudian ada enam buah jendela yang didominasi berawana hijau dan kuning identik dengan warna suku Karo dan Melayu.
Menurut Pengamat Sejarah Sosial Islam dari UINSU Medan Syafruddin Syam, selain digunakan sebagai tempat beribadah pada masa itu, masjid ini juga digunakan Datuk Badiuzzaman sebagai tempat bermusayarawah dan menyusun strategi perang. Datuk Badiuzzaman dikenal sebagai sosok yang keras menentang Belanda. pembangunan masjid ini sempat ditentang oleh Kolonial Belanda sehingga material semen sengaja tidak dizinkan untuk membangun masjid tersebut.
Disamping kiri dan depan masjid ini tedapat sejumlah makam keluarga Datuk Badiuzzaman dan warga sekitar. Namun makam Datuk Badiuzzaman tidak ditempat ini, Baiduzzaaman dimakamnkan di Cianjur Jawa Barat. Datuk Badiuzzaman pada saat itu dipanggil oleh Kolonial Belanda, dengan maksud berunding namun setelah Datuk tiba di Cianjur dirinya dipaksa meminta maaf agar tidak melawan Belanda, namun hal tersebut di tolak oleh Datuk Badiuzzaman dan akhirnya Datuk ditahan dan di isolasi hingga akhir hayatnya. (#)
#Masjid #Badiuzzaman #Sunggal
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.