Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 238
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 238
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
SURABAYA, KOMPAS.TV - Untuk perawatan taman kota, Pemerintah Kota Surabaya memanfaatkan pupuk kompos hasil olahan sendiri.
Langkah ini dinilai efektif untuk mengurangi biaya pupuk kimia hingga 50 persen.
Hanya pohon dengan ranting besar, rimbun, dan menjuntai yang menjadi sasaran potong petugas.
Di musim hujan seperti saat ini, petugas bahkan bisa menebang hingga 50 pohon per hari.
Hasil penebangan pohon biasanya dikumpulkan di tempat pembuangan sampah terdekat untuk diolah menjadi pupuk kompos.
Sampah yang tiba, kemudian dipisah berdasarkan kategori organik dan anorganik.
Di TPS Jambangan, proses pembuatan pupuk kompos memakan waktu 21 hari hingga siap digunakan.
Hal ini lebih cepat dari proses pembuatan pupuk kompos biasanya yang memakan waktu hingga 3 bulan.
Rata-rata dalam sehari, TPS Jambangan bisa menghasilkan 6 ton pupuk kompos yang bisa digunakan untuk 50 pohon besar.
Di Surabaya, ada 25 rumah kompos dan lebih dari 100 TPS yang tersebar di 5 wilayah kota yang seluruhnya memproduksi pupuk kompos setiap hari.
Pupuk kompos sebagian digunakan untuk perawatan taman kota.
Lumayan, dalam sebulan pemerintah kota bisa menghemat anggaran pupuk hingga 50 persen.
Bahkan, warga yang membutuhkan kompos pun bisa mendapatkannya cuma-cuma.
Di tahun ini, Pemerintah Kota Surabaya menganggarkan biaya pengelolaan sampah sebesar 30 miliar rupiah.
Anggaran itu termasuk untuk pengembangan rumah kompos dan pusat daur ulang di Kota Surabaya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.