A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined property: stdClass::$iframe

Filename: libraries/Article_lib.php

Line Number: 241

Backtrace:

File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 241
Function: _error_handler

File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article

File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once

Petani Ini Rela Ngutang Demi Beli Seragam Keraton Agung Sejagat

Kompas TV regional berita daerah

Petani Ini Rela Ngutang Demi Beli Seragam Keraton Agung Sejagat

Kompas.tv - 19 Januari 2020, 13:21 WIB
Penulis : Dea Davina

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Sejumlah cerita tentang pungutan uang yang dialami anggota Keraton Agung Sejagat di Purworejo terus bermunculan.

Di Kulon Progo, Yogyakarta, seorang mantan pengikut kelompok ini harus meminjam uang tetangga untuk membeli seragam seharga dua juta rupiah.

Kasnan adalah salah satu mantan pengikut Keraton Agung Sejagat asal Kulon Progo, Yogyakarta tersebut.

Baca Juga: Ini Dia Cikal Bakal Pengikut Keraton Agung Sejagat!

Kasnan mengatakan menjadi anggota kelompok ini karena tertarik dengan kegiatan budaya yang kerap dilakukan Keraton Agung Sejagat.

Kasnan yang bekerja sebagai buruh tani ini rela membayar uang seragam Keraton Agung Sejagat sebesar dua juta rupiah, walaupun harus meminjam ke tetangga.

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah akan membuka posko pengaduan dan pendampingan bagi korban penipuan Keraton Agung Sejagat.

Posko akan dibangun di Balai Desa Pogungjur Tengah dan di Puskesmas Bayan.

Baca Juga: Lebih Mirip Cerita Fiksi, Ini Sumber Pendanaan Sunda Empire dan Keraton Agung Sejagat

Pihak Pemkab juga berencana mendatangkan sejarawan untuk memberikan penjelasan tentang sejarah yang sebelumnya telah diselewengkan Keraton Agung Sejagat.

Terkait maraknya kemunculan kerajaan di sejumlah daerah belakangan ini, Pengamat Sosial, Devie Rahmawati menilai fenomena ini bukan yang pertama kali terjadi.

Kasus serupa juga terjadi di negara lain.

Fenomena ini dapat dikaitkan dengan dinamika politik-sosial, ekonomi, maupun kepentingan pribadi semata. 

Rasa kekecewaan terhadap pemerintahan juga bisa menjadi faktor munculnya fenomena ini.




Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x