Kompas TV regional sumatra

RSMH Palembang Nonaktifkan Dokter Konsulen yang Diduga Tendang Alat Vital Dokter PPDS

Kompas.tv - 23 April 2025, 16:05 WIB
rsmh-palembang-nonaktifkan-dokter-konsulen-yang-diduga-tendang-alat-vital-dokter-ppds
Rumah Sakit Umum Pusat Dr Mohammad Hoesin, Palembang. (Sumber: Tribun Sumsel/Linda Trisnawat)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Vyara Lestari

PALEMBANG, KOMPAS.TV – Rumah Sakit Umum Pusat Muhammad Hoesin (RSMH) menonaktifkan dokter konsulen berinisial YS yang diduga menendang alat vital peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Sriwijaya (Unsri) berinisial S.

Mengutip pemberitaan Tribunnews.com, Rabu (23/4/2025), pihak rumah sakit menonaktifkan YS terhitung sejak Selasa (22/4/2025).

Menurut Direktur Utama RSMH dr Siti Khalimah, peristiwa dugaan kekerasan terhadap dokter PPDS itu terjadi pada hari Minggu (20/4/2025) di ruangan ICU RSMH.

"Peristiwa itu memang ada dan terekam kamera CCTV di ruangan ICU. Dari hasil investigasi yang kami dapat, tindakan kekerasan itu dilakukan karena tidak puas dengan kinerja PPDS-nya," ujar Siti Khalimah saat jumpa pers, Rabu (23/4/2025).

Baca Juga: Menkes Izinkan Dokter Spesialis Muda Praktik Umum, Tekankan Larangan Tugas Non-Medis

Baca Juga: Menkes Izinkan Dokter Spesialis Muda Praktik Umum, Tekankan Larangan Tugas Non-Medis

"Korban baik-baik saja tidak sampai dirawat, setelah itu keesokan harinya (hari Senin) kembali beraktivitas seperti biasa," katanya.

Pihak rumah sakit pun mengumpulkan bukti dan memeriksa sejumlah saksi, serta memanggil YS, dan menonaktifkan yang bersangkutan sebagai dokter konsulen RSMH.

Ia menambahkan, pihak rumah sakit telah melakukan investigasi sejak Maret 2025, karena saat itu menerima laporan bahwa YS melalukan kekerasan fisik karena menempeleng PPDS lainnya.

"Sekarang dia kami serahkan ke Kementerian Kesehatan, karena dia ASN Kemenkes. Sembari menunggu sanksi apa dari Kemenkes, dokter YS kami nonaktifkan baik tugasnya sebagai konsulen di rumah sakit maupun pengajar terhitung 22 April 2025," bebernya.

Pihak RSMH juga telah telah bersurat ke Fakultas Kedokteran Unsri guna mengusulkan pencabutan status dosen klinis (dokdiknis) YS. Selain itu, YS juga dilarang berinteraksi dengan pihak yang ada di lingkungan RSMH.

"Dokter YS dilarang melakukan komunikasi dalam bentuk apa pun, baik langsung maupun tidak langsung, dengan mahasiswa dan perawat di lingkungan RSMH," tegasnya.

Menurut Siti Khalimah, YS merupakan sosok yang emosional dan tidak sabaran. Jika ada PPDS yang menjalankan tugas tidak sesuai kriterianya, ia tak segan-segan melakukan tindakan dugaan kekerasan.

Baca Juga: Sederet Kasus Asusila Dokter, Pengawasan Kemenkes Disoroti: Benahi Sistem PPDS?

"Sehingga banyak PPDS maupun perawat yang takut bertemu dengan yang bersangkutan ini. Tetapi terlepas dari orangnya yang emosional, YS ini kinerjanya sangat baik dan perfeksionis dalam menjalankan pekerjaan," tandasnya.

Sebelumnya, viral di media sosial dugaan kasus kekerasan yang dialami seorang peserta PPDS anestesi Universitas Sriwijaya.

Isu kekerasan tersebut diunggah oleh akun Instagram @ppdsgramm yang memperlihatkan pesan dari seseorang memberitahu tentang peristiwa tersebut.


 

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : Tribunnews.com

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE



KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x