Kompas TV regional sumatra

Kronologi Pengeroyokan Wanita di Depan Polsek Bukitraya, Ada Polisi Tak Mau Bantu

Kompas.tv - 22 April 2025, 10:35 WIB
kronologi-pengeroyokan-wanita-di-depan-polsek-bukitraya-ada-polisi-tak-mau-bantu
Wanita yang dikeroyok debt collector didampingi suaminya usai membuat laporan polisi di Polsek Bukitraya, Pekanbaru, Riau, Sabtu (19/4/2025) malam. (Sumber: KOMPAS.COM/Dok. Polsek Bukitraya)
Penulis : Tri Angga Kriswaningsih | Editor : Iman Firdaus

PEKANBARU, KOMPAS.TV - Seorang wanita berinisial RP (31) menjadi korban pengeroyokan oleh sekelompok debt collector di depan Polsek Bukitraya, Kota Pekanbaru, Riau, Sabtu (19/4/2025) sekitar pukul 00.30 WIB. 

Pelaku pengeroyokan berasal dari kelompok debt collector "Fighter" dengan jumlah 11 orang. 

"Empat sudah kami tangkap, sedangkan tujuh orang yang diduga ikut pengeroyokan masih DPO," terang Kapolsek Bukitraya Kompol Syafnil via Kompas.com, Senin (21/4/2025). 

Keempat tersangka yakni AI alias Kevin (46) selaku ketua kelompok, serta tiga anggotanya yakni MHA (18), RI alias Rio (46), dan RS alias Randi (34), dilansir Kompas.com

Lantas, bagaimana kronologi kejadian pengeroyokan ini? 

Kronologi Pengeroyokan Wanita di Depan Polsek 

Syafnil memaparkan, awalnya kedua pihak sempat bertemu di sebuah hotel untuk negosiasi terkait mobil dengan target sama untuk ditarik, tetapi kemudian negosiasi gagal.

Setelah pertemuan itu, mereka bubar. Namun, permasalahan keduanya belum selesai.

Al/Kevin yang merupakan ketua debt collector Fighter kemudian menghubungi korban untuk bertemu di Jalan Parit Indah. Al datang bersama 20 orang, termasuk 4 anggota polisi. 

Baca Juga: Anggota TNI Diduga Terlibat Pengeroyokan Warga di Serang, Berikut Fakta-Faktanya

Pelaku lantas memukul mobil korban, membuatnya ketakutan dan lari ke Polsek Bukitraya. Sampai di depan Polsek, gerombolan pelaku mengeroyok korban. Diduga korban dan mobilnya dipukul dengan batu dan kayu. 

Mengenai polisi yang piket saat itu, Syafnil mengungkapkan, anggota Polsek Bukitraya yang sedang piket berusaha membantu korban, tetapi tidak mampu menangani pelaku yang jumlahnya jauh lebih banyak.

"Anggota yang piket saat itu sudah tua-tua semua dan sakit-sakitan. Mereka ada yang sakit gula, hipertensi, dan ada bahunya sudah dipasang pen. Jadi mereka tak kuat membantu," jelas Syafnil. 

Namun, ia menyayangkan empat orang polisi yang bukan anggota Polsek Bukitraya di lokasi pengeroyokan tidak mau membantu. Mereka hanya merekam video, meski sudah diminta melerai. 

"Itulah yang saya sesalkan, kenapa empat polisi ini tak membantu. Cuma merekam video. Mereka anggota polisi dari satuan lain, bukan dari Polsek Bukitraya," kata Syafnil. 

Melihat empat polisi tak menolong, anggota Polsek Bukitraya meminta bantuan anggota lainnya, tetapi pelaku melarikan diri. 

Sementara, empat polisi yang tidak menolong di lokasi sudah dilaporkan Syafnil ke Polresta Pekanbaru. 


 

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : Kompas.com

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE



KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x