PURWAKARTA, KOMPAS.TV - Tingginya harga kelapa parut di sejumlah daerah dikeluhkan pedagang karena berimbas pada penurunan penjualan.
Tidak hanya pedagang, pembeli yang juga penjual kue pun mengeluh. Mahalnya harga kelapa parut berdampak pada penurunan profit bisnis.
Harga kelapa parut di Pasar Tradisional Pasar Rebo, Purwakarta, Jawa Barat, tembus di angka Rp17.000 untuk ukuran kecil dan Rp25.000 per butir untuk ukuran besar, dari sebelumnya Rp8.000 per butir.
Kenaikan harga kelapa parut terjadi sejak Ramadan dan Lebaran. Menurut pedagang, pasokan kosong akibat tingginya permintaan ekspor.
Pedagang menyebut omzet penjualan anjlok hingga 50 persen akibat lonjakan harga kelapa parut.
Salah satu pembeli yang merupakan pedagang kue mengeluh. Tingginya harga kelapa parut berdampak pada keuntungan bisnis. Pembeli berharap harga kelapa parut bisa segera kembali stabil.
Di Pasar Pagotan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, harga kelapa parut mencapai Rp17.000 per butir, dari sebelumnya Rp7.000 sampai Rp10.000 per butir.
Meski sudah berangsur turun, harga kelapa parut tetap dikeluhkan pedagang karena masih tinggi jika dibandingkan harga normal.
Badan Pusat Statistik mencatat ekspor kelapa bulat Indonesia pada Januari ke Februari 2025 melambung 29,84 persen secara bulanan.
Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menyebut sebagian besar ekspor kelapa bulat ditujukan ke Tiongkok dan Vietnam.
Naiknya permintaan ekspor kelapa yang dibarengi seretnya pasokan dalam negeri, hingga berimbas pada kenaikan harga kelapa di pasaran, patut menjadi bahan evaluasi.
Kuota ekspor seharusnya diberikan setelah kebutuhan dalam negeri terpenuhi.
Baca Juga: Harga Sembako Serba Mahal, Warga Datangi Pasar Murah
#kelapa #ekspor #bbm
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.