JAKARTA, KOMPAS.TV - Wakil Bupati Klaten Benny Indra Ardhianto mengungkapkan jumlah korban keracunan massal di Desa Karangturi, Gantiwarno, Klaten, Jawa Tengah bertambah.
Menurut penjelasannya, hingga saat ini korban telah mencapai 137 orang.
"Korban bertambah, dari hari Minggu (13/4/2025) sampai hari ini korban yang mengalami gejala cukup banyak, sekitar 137 orang," kata Benny dalam Sapa Indonesia Pagi, Kompas TV, Rabu (16/4).
Baca Juga: Wakil Bupati Klaten Benny Indra Ungkap Korban Keracunan Massal Kebanyakan dari Rentang Usia Ini
Ia menyebut, dari 137 orang terdapat 48 orang yang harus dirujuk untuk dirawat di rumah sakit di Kabupaten Klaten.
Benny menambahkan, para korban keracunan mengalami gejala awal, seperti mual, lemas, diare, dan panas.
"Tapi gejala dari masyarakat ini tidak semua sama, paling banyak lemas, badan panas, dan diare," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, ia juga menuturkan dalam kejadian keracunan massal tersebut terdapat satu korban meninggal dunia.
"Jadi informasi yang saya memang satu orang meninggal dunia ini sudah ada riwayat penyakit," tuturnya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan kronologi kejadian keracunan massal tersebut.
Menurut penjelasannnya, peristiwa itu bermula dari acara halalbihalal yang diselenggarakan pada Sabtu (12/4) malam sampai dengan Minggu (13/4) pagi.
"Hari Sabtu kegiatan wayangan ada hidangan dan nasi, dan setelah itu di pagi harinya pukul 07.30 WIB banyak yang merasakan mual," ungkapnya.
"Dan semakin hari semakin bertambah masyarakat yang merasakan gejala mual panas dan diare ini," sambungnya.
Baca Juga: Kronologi Keracunan Massal di Klaten, Berawal dari Acara Halalbihalal
Sebab itu, masyarakat, lanjutnya, berinisiatif melaporkan kejadian keracunan tersebut ke pemerintah desa.
Laporan tersebut kemudian ditindaklanjuti oleh pemerintah desa setempat dengan mendirikan posko, lantaran semakin banyak korban yang mengalami gejala keracunan tersebut.
"Laporan masyarakat hari Minggu, untuk hari Senin kita sudah mendirikan (posko) dan beberapa (korban) memang bisa dilakukan rawat jalan," jelasnya.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.