KLATEN, KOMPAS.TV - Ratusan orang mengalami keracunan massal usai mengikuti acara halalbihalal di Desa Karangturi, Gantiwarno, Klaten, Jawa Tengah.
Menurut keterangan terbaru dari Wakil Bupati Klaten, Benny Indra, per Selasa (15/4/2025) malam, jumlah korban keracunan massal mencapai 133 orang.
"Ada yang usia produktif, 40 tahun ke atas, ada yang lebih banyak itu memang dari usia rentan, usia 50-60 ke atas," ungkap Benny di Klaten, Selasa, dikutip dari program Kompas Malam KompasTV.
Dari total 133 orang korban keracunan, 48 orang dirujuk di rumah sakit yang ada di Kabupaten Klaten, dan 1 orang telah dilaporkan meninggal dunia.
Sementara itu, korban yang mengalami gejala ringan menjalani rawat jalan.
Baca Juga: Sederet Fakta Sepasang Suami Istri dan Anaknya Meninggal di Musi Rawas karena Keracunan Asap Genset
Menurut Benny, gejala awal yang dialami para warga yang menjadi korban adalah mual, diare, dan demam seusai mendatangi acara halalbihalal yang dimeriahkan pentas wayang kulit hingga Minggu (13/4/2025) dini hari.
Kemudian, pada hari Senin (14/4/2025), jumlah korban yang mengalami gejala serupa makin banyak, hingga akhirnya mereka melapor ke kepala desa.
Setelah itu, Benny menyatakan, pemerintah Kabupaten Klaten bersama tim Dinas Kesehatan (Dinkes), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dibantu TNI dan Polri, langsung meninjau lokasi dan mendirikan posko.
Ia mengatakan, pihaknya masih stand by di posko tersebut untuk melayani para korban keracunan.
"Dari tim Inafis juga melakukan identifikasi terkait dengan penyebab dari keracunan ini," ungkapnya.
Baca Juga: Kronologi Keracunan Massal di Klaten, Berawal dari Acara Halalbihalal
Selain itu, Benny mengungkapkan, pihaknya memberikan bantuan secara masif terhadap korban.
Baik berupa obat-obatan untuk pasien rawat jalan, maupun perawatan intensif bagi korban yang berada di rumah sakit. Pihaknya juga melakukan pemantauan secara berkala.
"Update bisa satu hari empat kali update, di pagi, siang, dan sore, serta malam untuk memantau kondisi korban yang terkena dampak keracunan massal," tuturnya.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.