Kompas TV regional jabodetabek

Ibu dan Anak Dibunuh Gara-Gara Utang, Kriminolog: Pelaku Tak Bisa Kendalikan Emosi | PART 2

Kompas.tv - 22 Maret 2025, 20:35 WIB
Penulis : Shinta Milenia

JAKARTA, KOMPAS.TV - Dalam kasus pembunuhan terhadap seorang ibu dan anak perempuannya, pelaku sejak awal tidak bermaksud membunuh korban.

Pelaku hanya berniat mengalihkan perhatian TSL agar tidak terus menagih utangnya dengan mengiming-imingi korban dapat menggandakan uang serta membuat anak perempuannya enteng jodoh.

Namun, kenyataan berkata lain, FB justru melakukan kejahatan berat. 

Usai menghilangkan nyawa TSL, pelaku sempat duduk di depan rumah korban, memikirkan apa yang akan dilakukan terhadap ES.

Akhirnya, pelaku menghabisi ES yang masih berada di kamar mandi. 

Kemudian, pelaku menggunakan ponsel korban TSL untuk mengirim pesan WhatsApp kepada Roni, anak korban, bahwa di rumah ada FB yang tengah memperbaiki listrik.

Saat pulang ke rumah, Roni yang tak curiga langsung keluar lagi karena listrik di rumahnya masih gelap.

Selanjutnya, pelaku menyembunyikan dua jasad korban ke dalam tangki penyimpanan air. 

Kriminolog menilai pelaku tidak mampu mengantisipasi saat rencananya gagal.

Terbukti, pelaku tak dapat mengendalikan emosi saat korban memakinya. 

Selain itu, pelaku juga kebingungan setelah menghabisi nyawa kedua korban. Hingga akhirnya, pelaku memilih menyembunyikan jenazah korban di tempat penampungan air, yang menurutnya tidak mudah diketahui orang lain. 

Hubungan sosial antara pelaku dan korban sebenarnya cukup dekat.

Pelaku memanfaatkan kebaikan dan kepercayaan korban. Apalagi, saat pelaku mengetahui bahwa korban menyukai hal-hal mistis, tak sulit bagi pelaku membujuk korban untuk mengadakan ritual penggandaan uang dan ritual enteng jodoh untuk anak perempuannya. 

Sosiolog menilai kasus pembunuhan TSL dan ES menunjukkan bahwa masyarakat perkotaan, yang identik memiliki pola pikir kritis dan logis, di sisi lain masih mempercayai hal-hal berbau mistis dan klenik. 

Inilah yang dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan untuk menipu korban yang ingin menambah kekayaan melalui jalan pintas. 

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : Kompas TV

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x