LUMAJANG, KOMPAS.TV -- Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) memastikan sudah tidak ada lagi tanaman ganja di kawasan tersebut.
Penjelasan mengenai tidak adanya tanaman ganja di kawasan itu disampaikan oleh Kabag TU BBTNBTS, Septi Eka Wardhani, melalui pesan singkat, Selasa (18/3/2025).
"Saat ini sudah dipastikan tidak ada lagi tanaman itu (ganja)," kata dia, dikutip Kompas.com.
Sebelumnya, pada September 2024, puluhan ladang ganja ditemukan di lereng Gunung Semeru, Dusun Pusung Duwur, Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang.
Baca Juga: Janji Mualem Hapus QR Code BBM Diganjal
Berkaitan dengan penemuan ladang ganja itu, sebanyak enam orang telah ditangkap dan menjalani persidangan. Mereka merupakan warga setempat yang berperan sebagai penanam.
Keenamnya adalah Ngatoyo, Bambang, Tomo, Tono, Suari, dan Jumaat.
Namun, Ngatoyo meninggal dunia saat ditahan di Lapas Kelas IIB akibat penyakit diabetes yang dideritanya.
Sementara, Suari dan Jumaat telah menjalani sidang pembacaan dakwaan, Selasa (18/3/2025) siang.
Menurut Septi, ada 59 titik ladang ganja yang ditemukan di TNBTS dengan total luasan sebesar 0,6 hektar atau 6.000 meter persegi.
Masing-masing ladang ganja tersebut menurut dia memiliki luas yang berbeda, antara 4 meter persegi hingga 16 meter persegi.
"Luasan sekitar 0,6 hektar, ada di 59 titik berbeda," kata Septi melalui pesan singkat, Selasa (18/3/2025).
Pantauan Kompas.com pada Jumat (20/9/2024), saat polisi dan warga menyisir ladang ganja di 16 lokasi berbeda, luasannya mulai dari 5x10 meter sampai 10x20 meter dan menemukan 10.000 batang tanaman ganja berbagai ukuran, mulai dari 20 sentimeter hingga 2 meter.
Baca Juga: Tangkap 2 Pengedar Narkoba antar Provinsi, Polisi Sita 15 Kilogram Ganja Siap Edar
Lahan-lahan yang rusak akibat ditanami ganja ini akan ditanami dengan jenis tumbuhan asli TNBTS, seperti dadap, cemara gunung, putih dada, dan kesek.
"Akan dilakukan pemulihan dengan penanaman jenis asli TNBTS, contohnya jenis dadap, putih dada, cemara gunung, kesek," pungkasnya.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.