Perang Sarung Antarremaja di Bulan Ramadan

DEMAK, KOMPAS.TV - Bulan Ramadan yang semestinya diisi dengan perbuatan baik, justru diwarnai dengan aksi tawuran antar remaja, yang dikenal dengan istilah perang sarung. Tawuran ini kerap terjadi pada malam Ramadhan atau menjelang Hari Raya Idul Fitri di berbagai daerah.

Dua kelompok remaja di Desa Kalisari, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, menjadikan bulan Ramadan sebagai ajang kekuatan, dengan melakukan perang sarung. Sebelum menimbulkan korban jiwa, polisi langsung membubarkan perang sarung. Polisi berhasil mengamankan delapan remaja yang terlibat perang sarung.

"Diamankan sebanyak delapan orang, kami coba tanyakan dari mana asal usul perang sarung yang diisi batu ini, melihat dari media sosial. Sangat berbahaya, karena kelihatannya sarung aja diputer-puter tapi dalamnya ternyata batu," ujar AKBP Ari Cahya Nugraha, Kapolres Demak.

Perang sarung yang melibatkan kelompok remaja juga terjadi di Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. Peristiwa berawal dari dua kelompok remaja yang melakukan konvoi sepeda motor. Saat bertemu di tengah jalan, kedua kelompok remaja langsung saling serang.

Warga yang kesal dengan ulah para remaja tersebut, langsung membubarkan perang sarung ini. Berbekal rekaman kamera CCTV dan keterangan warga, polisi pun memburu para pelaku tawuran perang sarung.

"Kami petugas dari Polsek Ngempla melakukan penyelidikan, kemudian mencari saksi-saksi di TKP. (Kejadian) Tepatnya di depan SPBU Pokoh, Umbul Martani, Ngemplak, Sleman," kata Iptu Lili Mulyadi, Kanit Reskrim Ngemplak Sleman.

Polisi juga telah mendatangi sejumlah rumah sakit di sekitar lokasi kejadian untuk mengetahui apakah ada korban luka-luka dalam peristiwa tersebut.

#perangsarung #demak #sleman