Kompas TV regional jabodetabek

Waspada! Jangan Sampai Jadi Korban, Inilah Ciri-Ciri Daging Ayam Gelonggongan | PART 2

Kompas.tv - 8 Maret 2025, 20:56 WIB
Penulis : Shinta Milenia

JAKARTA, KOMPAS.TV - Praktik daging ayam gelonggongan, Kriminolog menilai bahwa peredaran daging ayam gelonggongan akan terus terjadi selama masih ada pedagang yang menormalisasi praktik haram ini. 

Para pelaku yang kerap bermain kucing-kucingan dengan petugas membuat peredaran ayam gelonggongan sulit diberantas.

Sementara itu, minimnya pengetahuan masyarakat tentang daging ayam gelonggongan menyebabkan mereka masih sering menjadi korban. 

Untuk menghentikan peredaran daging ayam gelonggongan, Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Jakarta Selatan akan menjalankan sejumlah program, termasuk pengawasan menyeluruh terhadap tempat pemotongan hewan di wilayahnya. 

Kasus daging ayam gelonggongan bukanlah masalah sepele. Mengonsumsi daging ayam yang disuntik air kotor dapat berdampak serius terhadap kesehatan. 

Daging ayam normal memiliki berat sekitar 1 kilogram. Sementara itu, daging ayam yang telah disuntik air beratnya bertambah sekitar 2 ons.

Akibatnya, konsumen harus membayar ayam dengan berat 1,2 kilogram, padahal bobot sebenarnya lebih ringan. 

Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian Jakarta Selatan mengakui bahwa selama ini pengawasan rutin yang dilakukan masih kurang menyeluruh dan belum menyentuh rumah potong hewan tradisional. 

Agar tidak tertipu saat membeli daging ayam, penting untuk mengenali beberapa ciri khas daging ayam gelonggongan, di antaranya: 

1. Daging ayam gelonggongan lebih basah dan ukurannya lebih besar dibanding ayam biasa. 

2. Memiliki bau amis yang tidak wajar. 

3. Kulit ayam lebih licin karena mengandung air. 

4. Saat digantung, ayam mengeluarkan tetesan air.  

5. Saat dimasak, daging ayam gelonggongan akan menyusut lebih banyak dibanding daging ayam normal. 

Selain cermat dalam membeli, masyarakat juga perlu mengetahui cara mengolah daging ayam yang sehat agar terhindar dari paparan bakteri berbahaya yang dapat menyebabkan penyakit. 

 

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : Kompas TV

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x