SEMARANG, KOMPAS.TV - Dalam kirab budaya dugderan jajaran Pemerintah Kota Semarang dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) mengendarai kereta kencana dari halaman Balaikota Semarang ke Masjid Kauman. Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti, memukul bedug sebagai tanda datangnya Ramadan. Agustina mengatakan, kirab budaya Dugderan merupakan simbol kerukunan umat beragama dalam menyambut Ramadan.
“Karena kita terdiri dari berbagai macam etnis, berbagai macam kebudayaan maka disatukan oleh Pemerintah Kota Semarang, dengan satu icon binatang imajiner namanya Warak Ngendog," ujar Agustina Wilujeng Pramestuti.
"Ini adalah menandai masa dimana kita memasuki sebuah masa yang nanti toleransi dan keanekaragaman budaya itu akan mendapatkan tantangan yang cukup berat, di masa puasa dan lebaran,”imbuhnya.
Di festival Dugderan tak hanya menampilkan kebudayaan Jawa, namun, kebudayaan lain yang ada di Kota Semarang seperti Tionghoa, Melayu, dan Timur Tengah. Selain itu, ditampilkan juga berbagai kesenian tari-tarian. Kemeriahan Festival Dugderan menjadi daya tarik bagi warga. Salah satu pengunjung asal Surabaya mengaku, terkesan dengan acara ini.
“Ini baru pertama kali, untuk acaranya sih keren ya, terus dengan antusiame warga-warga yang hadir di sini juga keren banget, ternyata banyak banget warga yang lumayan menantikan adanya acara ini, itu aja sih pak,” ujar Florentina, pengunjung asal Surabaya.
Tradisi Dugderan digelar setiap tahun oleh Pemerintah Kota Semarang, Jawa Tengah untuk menyambut datangnya Bulan Suci Ramadan di Kota Semarang, untuk merawat toleransi antar umat beragama.
#tradisidugderan #sambutramadan #semarang
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.