SUKOHARJO, KOMPAS.TV - Pedagang makanan yang berjualan di sekitar Pabrik Sritex mengaku sebelumnya ia pindah dari Jakarta karena terdampak pandemi Covid-19 dan memilih berjualan di sekitar pabrik. Ia mengaku biaya kontrakan tempatnya berjualan belum lunas, sehingga memilih tetap berjualan di depan Pabrik Sritex.
“Karyawannya tidak masuk, tutup, sepi, cuma ngelayanin orang lewat. Iya mengandalkan orang lewat saja, di sini saya ngontrak, saya sudah kena dampak dari Jakarta, kena korona, dua tahun lebih akhirnya saya ke Sukoharjo ke Sritex ini. Akhirnya Sritexnya tutup juga,” ujar Tuti, pedagang buah dan sayur.
Tidak hanya itu, PHK 10.000 lebih karyawan Sritex di Kabupaten Sukoharjo berdampak pada usaha indekos di sekitar pabrik. Penjaga salah satu indekos menyebut semenjak Sritex bangkrut indekos yang ia kelola berangsur sepi. Satu persatu penghuni indekos berpamitan pulang kampung.
“Luar biasa mas, jadi penghuni cuma satu. Dari lima kamar selisih satu berarti empat. Dari rata-rata ada yang Banjarnegara, ada yang Tuban, ada yang dari Sumatera, kebetulan sudah pamit balik kampung,” ungkap Ahmad Yusuf, pengelola indekos.
Para pelaku usaha baik pedagang makanan, minuman, sayur, buah, pengelola parkir, hingga pengelola indekos hanya bisa berharap agar Sritex dapat kembali beroperasional agar ramai pelanggan dan tidak merugi.
#ptsritex #phkburuhsritex #sukoharjo
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.