JAKARTA, KOMPAS.TV - Tim SAR Gabungan melanjutkan upaya pencarian korban hilang akibat kecelakaan Speedboat Iqzza Express 01 di Perairan Sungai Temangga, Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara).
Seperti diketahui, masih terdapat tiga korban yang belum ditemukan, yakni M.Dafit (7), laki-laki; Andi Badinah (50), perempuan; dan Alfa Rezky Azka (6), laki-laki.
"Pada hari kedua (H+2), Tim SAR Gabungan kembali melaksanakan pencarian terhadap tiga korban yang masih dinyatakan hilang pada Selasa (11/2/2025)," demikian keterangan tertulis Kasiopas Dede Hariana, Selasa. Dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.tv.
Dalam pencarian hari ini terdapat empat titik koordinat yang disisir oleh Tim SAR gabungan, yakni 2°54'46.05"N, 117°24'31.60"E; 2°54'38.21"N, 117°24'29.07"E; 2°54'31.39"N, 117°24'56.67"E; dan 2°54'38.56"N, 117°24'58.95"E.
Baca Juga: Kapal Terbalik di Bulungan Kaltara, Empat Orang Tewas
"Tim SAR gabungan terus berupaya melakukan pencarian dengan menyisir perairan sekitar lokasi kejadian menggunakan perahu karet dan RIB 03," ujarnya.
Menurut penjelasanny, operasi SAR ini masih akan berlangsung hingga batas waktu yang ditentukan sesuai standar operasi pencarian dan pertolongan.
Adapun Tim SAR yang terlibat dalam pencarian itu terdiri dari berbagai unsur, antara lain tim penyelamat Kantor SAR Tarakan, Ditpolairud Polda Kaltara, Kodim 0903 Bulungan.
Kemudian Satpolairud Polres Bulungan, Polres Bulungan, Dinsos Bulungan, BPBD Bulungan, PMI Provinsi Kaltara, serta keluarga dan masyarakat sekitar.
Seperti diketahui, speedboat tersebut terbalik di Sungai Temangga, Tanjung Palas Tengah, Bulungan, Kaltara, Senin (10/2) pukul 13.30 WITA.
Dede mengungkapkan dalam kecelakaan tersebut sebanyak 72 orang berhasil selamat.
Sementar itu empat orang meninggal dunia dan tiga orang masih dalam pencarian.
Baca Juga: Kecelakaan Speedboat di Bulungan Kaltara: Inafis Polri Identifikasi Jenazah Korban
Di sisi lain, Inafis Polri pun melakukan identifikasi terhadap tiga jenazah korban kecelakaan speedboat tersebut.
Kepala Pusat Inafis Bareskrim Polri, Brigjen Pol Mashudi menuturkan proses identifikasi berjalan cepat, akurat, dan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
“Identifikasi harus tepat dan tidak boleh ada kesalahan," ucapnya, Selasa, dilansir dari Antara.
"Kami menggunakan metode sidik jari sebagai prioritas utama dan mengkonfirmasi data tambahan melalui ciri-ciri fisik atau barang bawaan korban jika diperlukan,” ujarnya.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV/Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.