Kompas TV regional sulawesi

Imlek & Cap Go Meh 2576/2025 Tema "Kebersamaan Dalam Keragaman Menuju Generasi Emas 2045"

Kompas.tv - 25 Januari 2025, 14:35 WIB
imlek-cap-go-meh-2576-2025-tema-kebersamaan-dalam-keragaman-menuju-generasi-emas-2045
Panitia Festival Cap Go Meh 2576/2025 Adakan Pertemuan dengan PJ Gubernur Sulsel  (Sumber: DPD WALUBI SulSel)
Penulis : KompasTV Makassar
MAKASSAR, KOMPAS.TV - Imlek sebagai bagian dari sebuah perayaan yang sebenarnya berawal dari legenda monster Nian yang dipercaya setiap tahun datang dengan tujuan memakan ternak, tanaman bahkan manusia sehingga manusia selalu mencari cara untuk mengusir monster NIAN tersebut.

Dalam proses pencarian cara mengusir monster NIAN itu akhirnya didapatilah bahwa monster NIAN takut pada suara keras, keadaan terang dan warna merah maka di saat perayaan Imlek warga etnis tionghoa selalu mengusahakan agar menyalakan petasan, memukul tambur, menggantung lentera dan berpakaian merah sehingga diharapkan monster NIAN yang melambangkan kejahatan dapat diusir sehingga keberkahan dan keselamatan serta kebahagiaan menjadi milik kita semua.

Di kota Makassar yang saat ini dikenal sebagai salah satu kota bahagia di dunia, perayaan Imlek menjadi suatu pemandangan biasa disebabkan kultur toleransi yang tinggi dikota Makassar bahkan menjadi hal yang bukan hanya dinantikan oleh etnis Tionghoa Makassar namun juga dinantikan oleh semua warga masyarakat kota Makassar sebagai bentuk kebahagiaan bersama warga Makassar dari berbagai suku, agama dan ras. 

Hal ini menjadi alasan kuat DPD Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI) Prov.Sulawesi Selatan yang kemudian berkolaborasi dengan Pemerintah kota Makassar dan dukungan kuat dari DPD Keluarga Cendekiawan Buddhis Indonesia (KCBI) Provinsi .Sulawesi Selatan serta DPD Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Provinsi Sulawesi Selatan termasuk 12 Yayasan Vihara, Cetiya dan Kelenteng serta Yayasan Tzu  Chi Makassar ditambah dengan gabungan berbagai etnis di Sulawesi Selatan termasuk ormas keagamaan non Buddhis menghadirkan "Festival Cap Go Meh 2576/2025. 

"Dengan tema " Kebersamaan Dalam Keberagaman Menuju Indonesia Emas 2045". Keberadaan festival ini akan menjadi yang terbesar dan termegah yang pernah ada dikota Makassar mengingat di masa lampau pernah diadakan namun tidak sebesar dan semeriah tahun 2025 ini" Kata Bapak Henry Sumitomo Ketua DPD WALUBI Prov.Sul-Sel.

Saat ini di ketahui DPD WALUBI Provinsi Sul-Sel yang memperoleh rekomendasi dari pemerintah kota Makassar untuk melaksanakan festival "CAP GO MEH 2576/2025" kemudian memutuskan mengadakan dua kegiatan utama yakni kegiatan "Arak-Arakan Dewa & Budaya" pada tanggal 02 Februari 2025 dan Pesta Rakyat "ZOU-ZOU" 
"Pada tanggal 12 Februari 2025 yang akan menjadi simbol kebersamaan dalam keberagaman dikota Makassar dimana kegiatan ini ditujukan untuk berbagi kebahagiaan, menaikkan sektor pariwisata serta tentunya mengangkat nilai perekonomian masyarakat dengan partisipasi seluruh elemen masyarakat" ungkap Hendrik.

Hendrik menyatakan bahwa pemilihan tanggal 02 Februari 2025 sebagai hari pelaksanaan Arak- Arakan Dewa dan Budaya memiliki makna dimana 3 hari setelah hari Imlek yang jatuh pada tanggal 29 Januari 2025 maka Arak-Arakan Dewa dan Budaya yang memiliki nilai kesakralan diharapkan dapat menghalau berbagai bencana dan membersihkan kota dari segala marabahaya sehingga kota Makassar menjadi kota yang masyarakatnya betul-betul selalu hidup rukun, damai dan bahagia serta selamat dari berbagai bahaya. Arak-Arakan Dewa dan Budaya ditahun 2025 ini akan digelar dengan rute jalan dari jalan Sulawesi menuju jalan Sangir lalu ke jalan DR.Wahidin Sudirohusodo menuju jalan Achmad Yani lalu kembali masuk ke jalan Sulawesi.
"Kalau saat ini diperkirakan diikuti oleh kurang lebih 5000 peserta. Para peserta terdiri dari barisan bhineka Tunggal Ika dimana terdapat ormas kebangsaan dan ormas agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Konghucu serta barisan budaya etnis Sulawesi Selatan, 12 Vihara, Cetiya dan Kelenteng dan Yayasan Buddha Tzu Chi" Terang Hendrik

Setelah membersihkan kota Makassar melalui Arak-Arakan Dewa & Budaya, maka pada tanggal 5 Februari 2025, etnis Tionghoa melakukan puja yakni sembahyang meja tinggi yang dikenal dengan istilah "Pai Tiang Kong" yang merupakan rangkaian ritual perayaan Imlek dimana sembahyang meja tinggi ini merupakan bentuk penghormatan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan diiringi harapan bahwa tahun yang akan datang akan lebih baik dari tahun sebelumnya hal ini dapat terwujud tentunya dengan perlindungan Tuhan Yang Maha Esa kepada umat manusia khususnya warga kota Makassar dan dengan perlindungan tersebut etnis Tionghoa mengungkapkan rasa syukur terhadap berkah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa dimana biasanya dilakukan dengan mendirikan meja tinggi didepan pintu menghadap ke langit.

Akhirnya rangkaian Imlek 2576/2025 ditutup dengan perayaan festival Cap Go Meh yang jatuh pada tanggal 12 Februari 2025 ( lima belas hari setelah Imlek) dengan diadakannya pesta rakyat "Zou-Zou" di jalan Sulawesi dimana pada malam hari etnis Tionghoa melakukan ritual sembahyang di Vihara, Cetiya dan Kelenteng sehingga keramaiannya di tambah dengan diadakannya panggung hiburan pesta rakyat dan ratusan tenant UMKM disepanjang jalan Sulawesi. 
Dalam penjelasan ketua panitia Festival Cap Go Meh 2576/2025 Bapak Pdt.Roy Ruslim menyatakan bahwa pesta rakyat ini diharapkan bukan hanya menjadi agenda pariwisata dan hiburan .
"Diharapkan dari sekitar 170 tenant UMKM terjadi perputaran perekonomian yang diperkirakan dapat mencapai jumlah milyaran rupiah sehingga UMKM terbantu untuk memutar roda perekonomian kota makassar apalagi diketahui bahwa terdapat banyak wisatawan dari luar Provinsi Sulawesi Selatan yang akan datang ke Makassar mengikuti rangkaian festival ini" Terang Roy Rusim. 

Festival Cap Go Meh 2576/2025 yang di laksanakan oleh DPD WALUBI Prov.Sulawesi Selatan ini akan menjadi yang terbesar dan termegah sepanjang pelaksanaannya mengingat Arak-Arakan Dewa dan Budaya terakhir diadakan 10 tahun lalu hanya diikuti oleh enam Vihara, Cetiya dan Kelenteng. Kemegahan ini ditambah dengan adanya Kapal Tongkang Dewa yang merupakan pertama kali terjadi selama diadakannya Arak-Arakan Dewa dan Budaya di masa lalu.
"Oleh karena itu kami mengajak masyarakat Indonesia khususnya masyarakat provinsi Sulawesi Selatan untuk mengambil bagian dari kegiatan ini dengan menghadiri prosesi Arak - Arakan dan Pesta Rakyat "Zou - Zou" yang dilaksanakan oleh DPD WALUBI  Prov.Sulawesi Selatan "" Tutup Roy




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x