Kompas TV regional jawa tengah dan diy

Bupati Grobogan Sampaikan Analisis Penyebab Banjir yang Landa Wilayahnya

Kompas.tv - 23 Januari 2025, 18:51 WIB
bupati-grobogan-sampaikan-analisis-penyebab-banjir-yang-landa-wilayahnya
Bupati Grobogan, Sri Sumarni, dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Penanganan Banjir Grobogan dan Demak, di Kompleks Setda Grobogan, Jawa Tengah, Kamis (23/1/2025). (Sumber: Tangkapan layar)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Vyara Lestari

GROBOGAN, KOMPAS.TV Bupati Grobogan, Jawa Tengah, Sri Sumarni, menyampaikan sejumlah analisis mengenai penyebab banjir yang terjadi di wilayahnya pada tanggal 20 Januari 2025.

Ia menyampaikan hal itu dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Penanganan Banjir Grobogan dan Demak, Kamis (23/1/2025).

Ia menyebut, banjir yang terjadi pada 20 Januari 2025, di beberapa wilayah di Kabupaten Grobogan telah menimbulkan kerugian dan mengganggu aktivitas perekonomian masyarakat di Kabupaten Grobogan.

Ia kemudian menyampaikan hasil analisis mengenai beberapa penyebab banjir tersebut.

“Pertama, tingginya curah hujan di wilayah Kabupaten Grobogan dan kiriman air dari hulu sungai Lusi, Sungai Serang, Sungai Glugu, Jajar, dan Tuntang,” tuturnya, dikutip dari Breaking News Kompas TV.

Baca Juga: Banjir Grobogan, Warganya Kehilangan Rumah: Airnya Setinggi Atap, Semuanya Rata Tanah

“Kedua, belum optimalnya infrastruktur yaitu SDA (sumber daya alam) khususnya pengendali banjir dan infrastruktur tanggul kritis menyebabkan tanggul jebol di beberapa titik,” tambahnya.

Ketiga, lanjut dia, adalah daya tampung Sungai Lusi, Serang, dan Tuntang yang  semakin berkurang akibat adanya sedimentasi.

“Penyebab lain, khususnya di wilayah kota karena kurang optimalnya fungsi saluran drainase akibat adanya penyumbatan ataupun kecilnya kapasitas saluran dan tingginya permukaan air Sungai Lusi dan Serang, menyebabkan banjir, memerlukan waktu lama untuk surut.”

Baca Juga: Rusak Diterjang Banjir, Rel Kereta Api di Grobogan Jateng Terus Diperbaiki

Menurutnya, selama ini, sistem pengendali banjir yang dilakukan adalah dengan  pengaturan buka tutup pintu di Bendung Kelambu.

“Di samping itu, belum optimalnya tata kelola pemanfaatan hutan juga, di hulu dan berpotensi menimbulkan alih fungsi, hutan gundul, dan lahan yang tidak terkendali perlu menjadi perhatian kita bersama,” tambahnya.


 

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : Kompas TV

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE



KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x