SOLOIK SELATAN, KOMPAS.TV - Insiden polisi menembak polisi terjadi di Solok Selatan, Sumatera Barat.
Seorang perwira polisi, Kasat Reskrim Polres Solok, AKP Ryanto Ulil Anshar tewas ditembak rekannya sendiri, AKP Dadang Iskandar yang adalah Kepala Bagian Operasional Polres Solok Selatan.
Tambang ilegal galian C diduga menjadi biang kerok hingga pelaku melakukan tindakan sadis itu.
Derai air mata Christina tak kunjung berhenti ketika mendengar kabar putra yang terpisah jarak darinya tak lagi bernyawa.
Putra Christina, Kompol Anumerta Ryanto Ulil Anshar menjadi korban penembakan oleh rekannya sendiri sesama polisi.
Sebagai penghormatan terakhir, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberikan kenaikan pangkat luar biasa anumerta.
Polda Sumatera Barat membeberkan motif penembakan AKP Ryanto yang diduga dilatarbelakangi kasus tambang ilegal.
Pelaku, Dadang Iskandar marah kepada korban karena tidak mengindahkan permintaan untuk membantu rekannya yang ikut diamankan oleh korban dalam penertiban tambang ilegal galian C.
Kabag Ops Polres Solok Selatan, AKP Dadang Iskandar akhirnya menyerahkan diri ke Mapolda Sumatera Barat.
Penyidik terus melakukan pemeriksaan secara maraton. Setidaknya sudah tujuh orang saksi yang diperiksa oleh Ditreskrimum Polda Sumbar.
Penyidik masih mendalami siapa pemilik tambang, serta sejauh mana keterlibatan dan peran pelaku dalam kegiatan tambang ilegal di Kabupaten Solok Selatan, Provinsi Sumatera Barat.
Yang pasti, AKP Dadang dijatuhi sanksi administratif berupa pemberhentian tidak dengan hormat.
Baca Juga: Resmi Dipecat, Dadang Iskandar Jalani Proses Pidana Kasus Penembakan Kompol Anumerta Ryanto Ulil
#polisitembakpolisi #dadangiskandar #kompolulil
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.