Kompas TV regional jabodetabek

Pagi Ini Kualitas Udara Jakarta kembali Tidak Sehat

Kompas.tv - 13 November 2024, 08:51 WIB
pagi-ini-kualitas-udara-jakarta-kembali-tidak-sehat
Foto ilustrasi kualitas udara Jakarta. Hujan buatan BMKG yang mengguyur wilayah Jakarta dan sekitarnya semalam belum efektif menurunkan tingkat polisi udara Jakarta (Sumber: Kompas.tv/Dian Nita)
Penulis : Kiki Luqman | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV - Rabu (13/11/2024) pagi, kualitas udara di Jakarta masih tergolong tidak sehat, meskipun sehari sebelumnya telah turun hujan. 

Bahkan Jakarta berada di peringkat ketujuh di dunia dengan tingkat polusi udara yang tinggi. 

Berdasarkan pemantauan Kompas.tv di situs IQAir pada pukul 08.27 WIB, Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta mencapai angka 163, dengan konsentrasi partikel halus PM2.5 sebesar 81,3 mikrogram per meter kubik.

Kadar polusi ini berpotensi merugikan kesehatan manusia, terutama bagi kelompok yang sensitif, serta berpengaruh pada kehidupan tumbuhan dan estetika lingkungan.

Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk tetap menjaga kesehatan dan menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan.

Baca Juga: Cuaca Ekstrem Mengancam, Puan Ingatkan Pemerintah Perkuat Sistem Peringatan Dini

Sebagai perbandingan, kategori udara sehat memiliki konsentrasi PM2.5 di rentang 0-50, yang umumnya aman bagi manusia, hewan, dan tumbuhan.

Sementara itu, kategori udara sedang berada di rentang PM2.5 sebesar 51-100 dan mungkin memengaruhi tumbuhan sensitif. 

Adapun kategori udara sangat tidak sehat berada di rentang 200-299, yang dapat merugikan kesehatan sebagian populasi, dan kategori berbahaya di atas 300, yang memiliki dampak serius bagi kesehatan umum.

Peringkat kota dengan kualitas udara terburuk di dunia pada Rabu pagi ini dipimpin oleh Kota New Delhi, India, dengan AQI 1.091, disusul oleh Lahore (Pakistan) dengan 547, Hanoi (Vietnam) dengan 200, Dhaka, (Bangladesh) dengan 170, dan Doha (Qatar) dengan 166.

Adapun Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jakarta telah meluncurkan platform pemantauan kualitas udara yang didukung oleh 31 Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) di seluruh kota. 

Data yang dikumpulkan dari SPKU ini ditampilkan pada platform terintegrasi untuk memberikan informasi yang lebih lengkap dan sesuai standar nasional. 

Selain data dari SPKU DLH, platform ini juga mengintegrasikan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), World Resources Institute (WRI) Indonesia, serta Vital Strategies.

Baca Juga: BMKG: 11 Kota Berpotensi Hujan Disertai Petir, Simak Daftar Wilayah Terdampak Rabu 13 November


 




Sumber : Kompas TV, IQAir




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x