SEMARANG, KOMPAS.TV - Prihatin dengan kematian massal ikan yang kerap dialami oleh para petani keramba atau tambak, sejumlah mahasiswa di Kota Semarang melakukan penelitian untuk mengatasi kejadian tersebut. Mereka akhirnya menciptakan alat keramba jaring apung yang bisa dipindahkan sewaktu-waktu.
Alat keramba jaring apung ini tercipta setelah lima mahasiswa universitas swasta di Kota Semarang melakukan penelitian di Waduk Wadas Lintang Wonosobo. Petani keramba di waduk ini kerap merugi karena adanya kematian ikan secara massal. Setelah diteliti ternyata kematian massal tersebut disebabkan pakan dan limbah yang mengendap di bawah keramba. Endapan tersebut menjadi amonia yang bisa meracuni ikan, untuk membersihkan endapan tersebut cukup sulit karena pemasangan keramba dilakukan dengan dipasak, sehingga tidak bisa dipindahkan.
Dari penelitian ini, lima mahasiswa yang berbeda jurusan ini membuat keramba jaring apung portabel yang bisa dipindahkan secara otomatis atau menggunakan remote kontrol.
Tak hanya itu, pada keramba ini juga disematkan teknologi yang bisa otomatis mengetahui kadar ph air dan suhu. Ke depan alat ini akan dilengkapi dengan mesin dispenser yang bisa memberi pakan secara otomatis.
“Awal mula ide ini berlangsung di mana kami melakukan sebuah penelitian di Waduk Wadas Lintang Wonosobo. Di sana itu ternyata dari tahun 2019 sering terjadi yang namanya upwelling atau kematian massal ikan akibat umbalan limbah ikan yang berlimbah. Dari situ menyebabkan ikan itu keracunan, terutama pada keracunan amonia, jadi menyebabkan kematian massal,” jelas Fadia Zulfa Kanaya, ketua tim.
Keramba jaring apung portable ini memiliki ukuran 1,5 meter kali 1,5 meter. Untuk sementara kapasitas baru untuk 100 ekor ikan. Para mahasiswa ini berharap hasil penemuan mereka ini bisa membantu para nelayan keramba yang ada di Indonesia.
#ikan #kerambajaringapung #semarang
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.