Peluang Partai Nonparlemen Ubah Peta Politik Pilkada Kaltim

KOMPAS.TV - Peta politik dalam Pemilihan Kepala Daerah Kaltim 2024 saat ini dinamis. Meski sebagian besar partai politik di parlemen "karang paci" sudah memutuskan pilihan dukungannya.

Ini disebabkan tekanan koalisi partai pasca pilpres sangat menentukan pilihannya. Selain itu, untuk memilih mitra koalisi, setiap partai politik tentu akan melihat kandidat calon yang akan diusung,

Terkait dengan 17 partai di DPRD Kaltim, 5 diantaranya sudah menentukan pilihan paslon yang akan diusung di pilgub kaltim. Masih ada 7 partai yang bergabung jadi satu (koalisi), mereka menamakan diri partai nonparlemen, bahkan gabungan 7 partai non parlemen ini memiliki peluang dalam mengubah arah politik. Bahkan bisa juga bergabung salah satu paslon.  
7 partai non parlemen ini adalah Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Buruh, Partai Perindo, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Partai Ummat, dan Partai Garuda. 

Ketua DPD Hanura Kaltim Surpani Sulaiman, yang merupakan penggagas koalisi partai nonparlemen mengatakan, tujuh partai ini sudah melakukan pertemuan dalam membahas berbagai strategi untuk Pilkada Kaltim. 

Para politisi ini bahkan sudah bersepakat menentukan lokasi Sekretariat Bersama Partai Nonparlemen, yakni di Cafe Kopi Papi, Jalan Basuki Rahmat Samarinda.

"Suara kami tentu cukup berpengaruh dalam Pilkada Kaltim 2024. Ini karena jumlah perolehan suara sah partai-partai nonparlemen untuk DPRD Provinsi Kaltim sekitar 7 persen, itu artinya suara di tingkat grass root kami patut diperhitungkan," katanya. 

Surpani mengatakan, hasil pertemuan para ketua partai nonparlemen juga sepakat akan melakukan penjajakan dan pendekatan dengan para Bakal Calon Gubernur dan Bakal Calon Wakil Gubernur Kaltim, untuk mengupas tuntas komitmen dengan partai-partai nonparlemen, jika terpilih.

Kesepakatan lain dari para partai nonparlemen ini adalah melaksanakan pertemuan berkala guna membahas berbagai perkembangan dalam Pilkada Kaltim 2024, agar iklim politik tetap aman, lancar dan berlangsung damai. (Rijal Mustafa)