JAKARTA, KOMPAS.TV - Berdasarkan pemantauan terkini kondisi udara di DKI Jakarta mencapai level yang sangat mengkhawatirkan. Menurut data yang dirilis oleh IQAir, situs pemantau kualitas udara internasional, pada Rabu (3/7/2024) pagi pukul 07.25 WIB, indeks kualitas udara Jakarta mencapai angka 170.
Angka ini menempatkan kualitas udara kota dalam kategori "tidak sehat". Lebih mengkhawatirkan lagi, tingkat konsentrasi polutan PM 2,5 tercatat sebesar 82 mikrogram per meter kubik, yang berarti 16,4 kali lebih tinggi dari nilai panduan kualitas udara tahunan yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Jika dibandingkan dengan tiga hari sebelumnya, kondisi udara Jakarta hari ini menunjukkan penurunan yang signifikan. Pada Minggu (30/6), indeks kualitas udara berada pada angka 114, Senin (1/7) di angka 131, dan Selasa (2/7) di angka 162.
Kota dengan kualitas udara terburuk di peringkat pertama diraih oleh Kinshasa, Kongo dengan indeks 180, disusul Kampala, Uganda dengan indeks 179.
Baca Juga: Pilkada Jakarta 2024, Hasto: Kader Internal PDIP Jadi Prioritas
PM 2,5, yang menjadi fokus utama dalam pengukuran kualitas udara, adalah partikel mikroskopis dengan diameter kurang dari 2,5 mikron.
Partikel ini dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk debu, asap, dan jelaga. Para ahli kesehatan masyarakat telah lama memperingatkan bahaya paparan jangka panjang terhadap PM 2,5, yang dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian dini, terutama bagi mereka yang menderita penyakit jantung atau paru-paru kronis.
Menghadapi situasi yang mengkhawatirkan ini, pihak berwenang telah mengeluarkan sejumlah rekomendasi kesehatan bagi warga Jakarta. Langkah-langkah pencegahan yang disarankan meliputi:
Baca Juga: AHY Buka Suara Terkait Pilkada Jakarta, Demokrat Masih Cari Sosok Ideal
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.