Kasus Vina Cirebon, Polda Jabar bakal Periksa Psikologi Pegi dan Orang Tuanya

JAKARTA, KOMPAS.TV - Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jabar bakal melakukan pemeriksaan psikologi terhadap Pegi Setiawan, tersangka pembunuhan Vina dan Eki di Cirebon.

Hal ini disampaikan oleh kuasa hukum Pegi, Muchtar Effendy, yang mengatakan bahwa orang tua Pegi juga akan ikut diperiksa pada Sabtu (8/6/2024).

“Ada informasi bahwa Sabtu, 8 Juni, penyidik akan mengundang orang tua PS (Pegi Setiawan). Katanya akan diadakan tes psikologi,” kata Muchtar, Kamis (6/6/2024).

Baca Juga: Saksi Ungkap Vina Cirebon Masih Hidup Ketika Ditemukan di TKP: Dia Bilang Tolong, Tolong

“Kalau saya dengar, jadi ada tiga yang akan dites psikologinya, yaitu PS, ayah, dan ibunya."

Muchtar mengaku, tak mengetahui detail pemeriksaan psikologi yang akan dijalani oleh kliennya dan orang tuanya tersebut.

Menurut dia, selama hal itu dilakukan sesuai prosedur, maka pihaknya tidak mempermasalahkannya.

Lebih lanjut, ia juga menyampaikan bahwa tim kuasa hukum Pegi telah meminta agar dilakukan gelar perkara khusus di Bareskrim Mabes Polri.

"Gelar perkara khusus ini sudah kita ajukan di Jakarta sama rekan kita, tinggal tunggu hasilnya, kapan waktunya," ucapnya, seperti dikutip dari Tribun Jabar.

Sebagai informasi, Vina dan Eki dibunuh pada 27 Agustus 2016 lalu. Sebanyak 8 pelaku kini telah ditangkap dan diadili. Tujuh di antaranya dipenjara seumur hidup, sedangkan satu lainnya dipenjara 8 tahun dan sudah bebas.

Kasus Vina kembali ramai usai kasusnya diadaptasi ke dalam film berjudul Vina: Sebelum 7 Hari yang tayang pada 8 Mei 2024. 

Baca Juga: Saksi Ungkap TKP Pembunuhan Vina di Cirebon Berbeda dengan Foto yang Beredar

Pada Selasa (21/5/2024), jajaran Polda Jawa Barat berhasil menangkap buron atas nama Pegi Setiawan alias Pegi Perong di kawasan Katapang, Kabupaten Bandung.

Saat ini, Pegi telah ditetapkan sebagai tersangka dan diduga menjadi otak pembunuhan Vina dan Eki. Pegi kini ditahan di Rutan Polda Jabar.

Selain itu, polisi juga telah menghapus dua nama buron atau daftar pencarian orang (DPO) kasus pembunuhan Vina dan Eki lantaran dinilai sebagai nama fiktif.