SEMARANG, KOMPAS.TV - Dengan membawa kepala kerbau serta berbagai makanan yang dihias, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu atau Mbak Ita bersama ratusan nelayan melakukan tradisi sedekah laut di Perairan Tambak Lorok, Kecamatan Semarang Utara. Tradisi tahunan yang melibatkan ratusan nelayan Perairan Tanjung Emas ini sebagai wujud rasa syukur atas hasil laut yang memberikan penghidupan nelayan Tambak Lorok Semarang.
Kegiatan ini sudah menjadi salah satu agenda event tahunan dari Pemerintah Kota Semarang. Untuk itu, pemerintah akan mengemas tradisi larung sesaji atau sedekah laut bisa menjadi sebuah destinasi wisata bahari di Perairan Tambak Lorok Semarang.
"Saya bersama masyarakat Tambak Lorok, Kelurahan Tanjung Emas, Kecamatan Semarang Utara ada setiap tahun tradisi yang dilakukan yaitu larung sesaji di laut. Ada lebih dari 500 kapal yang sangat antusias. Ini merupakan bentuk kita nguri-uri budaya, menghormati leluruh," ujar Hevearita Gunaryanti Rahayu.
Sementara itu, panitia sedekah laut mengaku tradisi tahunan sedekah laut pada tahun ini cukup meriah, yang sebelumnya hanya berkumpul dan berdoa karena adanya pandemi. Setelah menjadi agenda rutin dan masuk event pemerintah kota, tradisi sesaji larung sedekah laut ini bisa mendapatkan anggaran.
"Beberapa tahun lalu, hanya selamatan saja. Makanya ini dengan terlaksananya sedekah laut atas dukungan dari pihak pemerintah, saya mengucapkan banyak-banyak terima kasih. Semoga ke depannya sudah bisa dianggarkan dari pemerintah kota," tutur Suwartono, Ketua Kelompok Nelayan.
Selain itu, melihat banyak nelayan masih menggunakan bahan bakar solar, pemerintah akan mengimplementasikan hasil riset Badan Riset Inovasi Nasional berupa bahan bakar dari olahan sampah plastik berupa betasol untuk digunakan pada kapal nelayan. Pasalnya, betasol merupakan bahan bakar yang ramah lingkungan dan sudah melalui kajian teknologi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.