MALANG, KOMPAS.TV - Aksi unjuk rasa protes kenaikan UKT diwarnai aksi saling dorong oleh mahasiswa dan pihak keamanan kampus.
Aksi saling dorong ini terjadi saat mahasiswa memaksa masuk ke gedung rektorat dan meminta bertemu dengan rektor universitas Brawijaya Malang. Mahasiswa memaksa masuk setelah beberapa menit berorasi di depan gedung rektorat dan Rektor tidak kunjung turun menemui massa aksi.
Setelah beberapa saat, Wakil Rektor 2 Universitas Brawijaya Ali Safaat turun menemui massa aksi. Warek 2 UB mengatakan bahwa rektor sedang berada di bali untuk menghadiri World Water Forum. Di hadapan wakil rektor 2 mahasiswa berorasi dan menyampaikan 7 tuntutan diantaranya adalah meminta ukt diturunkan dan menghapus 12 golongan UKT.
Wakil Rektor 2 menyanggupi secepatnya akan membawa aspirasi mahasiswa kepada rektor Universitas Brawijaya. Sedangkan terkait 12 golongan UKT menurut Profesor Ali Safaat, hal tersebut sudah sesuai dan menyesuaikan kondisi keuangan orang tua.
"Dengan 12 golongan ini kita bisa adil dengan setiap kondisi orang tua mahasiswa, yang menengah ke bawah tidak akan naik," katanya.
Sementara itu menurut mahasiswa jawaban yang dikemukakan oleh pihak rektorat terkesan mengambang. Mahasiswa akan kembali melakukan aksi serupa dengan jumlah massa lebih besar.
"Kami mengancam, kami menegaskan bahwa hari ini bukan hari terakhir, ini adalah permulaan, kami akan mengawal tiga hari ke depan bahwa tuntutan itu akan ditandatangani," Terang Satria.
Secara nasional, gelombang protes kenaikan uang kuliah tunggal atau UKT terus terjadi di beberapa kampus. Mereka menolak kenaikan ukt yang memberangkatkan bagi mahasiswa.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.