PANGKALPINANG, KOMPAS TV - Peringati Hari Bumi, ratusan nelayan Desa Batu Beriga Bangka Tengah, Kep. Bangka Belitung, elemen mahasiswa, dan kelompok aktivis lingkungan hidup, WALHI, datangi kantor Gubernur Kep. Bangka Belitung, pada Senin ( 22/ 4 )siang. Mereka menuntut agar aksi penambangan timah di wilayah mereka, agar segera dihentikan.
Pasalnya, para nelayan merasa terusik dengan aktivitas tambang laut terutama di wilayah Batu Beriga, Bangka Tengah.
Mereka menuntut agar segala aktitas tambang timah di laut dihentikan dan mencabut izinya. Tidak hanya perusahaan swasta yang telah mengntongi izin eksplorasi timah, tapi juga izin tambang PT. Timah yang merupakan BUMN.
Menurut coordinator aksi yang juga merupakan Direktur Eksekutif Walhi Bangka Belitung, Muhammad Subhan Hafiz, eksplorasi timah besar – besaran tidak hanya merusak ekosistem laut dan darat, namun juga mengganggu aktivitas ekonomi nelayan, dan juga terjadinya konflik manusia dan satwa, karena habitatnya terganggu.
Menanggapi hal tersebut, PJ. Gubernur Babel, Safrizal ZA, berjanji akan memenuhi sebagian tuntutan para nelayan, termasuk tidak akan mengeluarkan izin tambang yang baru.
Walhi menyatakan, bahwa tambang laut tidak hanya merusak ekosistem laut, namun juga berdampak ekonomi terhadap nelayan, pencari kerang di pantai, maupun aktivitas ekonomi lainnya. Dan ini terbukti dengan adanya kasus korupsi tata niaga timah yang telah merugikan negara hinga 271 triliun rupiah.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.