SEMARANG, KOMPAS.TV - Banjir yang melanda berbagai wilayah di Semarang, Jawa Tengah, mulai berangsur surut pada Jumat (15/3/2024) sore.
Seiring dengan volume air yang menurun, genangan pada petak jalan Semarang Tawang-Alastua sudah surut pada pukul 14.13 WIB dan bisa dilalui kereta api.
Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 4 Semarang Franoto Wibowo dalam keterangan pers mengatakan, sudah ada kereta yang melewati rel bekas terendam banjir yaitu KA No 166 Joglosemarkerto rute Semarang Tawang Bank Jateng-Solobalapan pukul 14.21.
”Alhamdulillah mulai sore ini banjir sudah surut dan berhasil dilalui oleh kereta api dengan kecepatan terbatas sehingga perjalanan kereta api mulai kembali normal,” kata Franoto, dikutip dari Kompas.id.
Dia menyatakan, meskipun jalur telah bisa dilalui dengan kecepatan terbatas, kepadatan masih terjadi di lintas tersebut, namun akan secara bertahap terurai.
KAI terus melakukan normalisasi di lokasi-lokasi tersebut agar kereta dapat melaju dengan kecepatan normal.
Langkah-langkah perbaikan yang dilakukan antara lain penambahan balast, pemadatan jalur, dan pembersihan saluran drainase di sisi jalur rel.
Selama terganggunya perjalanan KA karena banjir, terdapat total 42 KA yang mengambil jalur selatan Jawa, sementara 17 KA yang berangkat dari Daop 4, harus membatalkan perjalanan mereka. Selain itu, 3.271 pelanggan membatalkan tiket perjalanan KA mereka.
KAI juga melakukan evakuasi penumpang yang perjalanan KA-nya terganggu karena banjir, dengan menggunakan bus dan kendaraan lainnya.
Baca Juga: Aktivitas Stasiun Tawang Lumpuh Total Terendam Banjir
”Total terdapat sebanyak 24 unit bus yang disediakan oleh KAI Daop 4 Semarang dalam mengakomodasi para penumpang KA akibat adanya pengalihan operasional perjalanan KA maupun pembatalan perjalanan KA yang dilakukan,” ujar Franoto.
Sementara Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang Endro Pudyo Martanto menyampaikan, banjir memang mulai surut. Akan tetapi, untuk wilayah Kelurahan Trimulyo, banjir masih cukup parah.
”Kalau sekarang pengungsi tinggal separuh, dari sekitar 630 orang berarti masih ada sekitar 300 orang,” ucap Endro.
Seperti diketahui, hujan lebat sejak Rabu (13/3/2024) memicu banjir di wilayah Semarang dan sekitarnya. Banjir bandang turut terjadi di Pekalongan dan menyebabkan dua orang meninggal dunia akibat terseret arus.
Selain banjir, tanah longsor juga terjadi di Kota Semarang yang mengancam 3 rumah dan 4 unit ruko di Perumahan Permata Puri Ngaliyan.
Baca Juga: Gunakan Perahu Karet, Wali Kota Semarang Tinjau Sejumlah Lokasi Banjir dan Berikan Bantuan ke Warga
Sumber : Kompas.id
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.