JAKARTA, KOMPAS.TV - Istana Bogor dan Istana Cipanas di Cianjur, Jawa Barat, masih tetap memesona hingga kini. Bahkan masih sering digunakan oleh Presiden Jokowi untuk berbagai keperluan. Rupanya, persoalan pemeliharaan kedua istana itu sudah menjadi sorotan media, terutama Harian Kompas. Seperti edisi 26 Mei 1973 yang menurunkan judul Biaya Rutin Pemeliharaan Istana2 Bogor dan Cipanas Masing2 Rp 50.000/Bulan.
Masih menggunakan ejaan pada waktu itu, berikut isi berita selengkapnya:
Keindahan Istana Bogor dan Cipanas beserta halamannya, kedua2nya didaerah Jawa Barat, mengesankan anggota2 Komisi II/Anggaran DPR yang hari Kamis meninjau kedua tempat itu dalam rangka penilaian penggunaan anggaran yang disediakan.
Namun yang lebih mengesankan adalah sedikitnya biaya pemeliharaan kedua tempat peristirahatan kepala negara itu, namun dimanfaatkan dengan sebaik2nya. Sehingga kedua istana yang besar dan indah itu dengan halaman masing2 seluas 25 ha itu terpelihara. Biaya rutin pemeliharaan masing2 istana berikut halamannya itu tiap2 bulannya berjumlah Rp 50.000.
Baca Juga: Jokowi Bertemu Anwar Ibrahim di Istana Bogor Pagi Ini, Bahas Berbagai Isu Termasuk IKN
Ketua Komisi II DPR Suprapto Prajitno menilai pemanfaatan biaya yang disediakan sangat baik, bahkan hampir tidak percaya melihat betapa besar halaman dan gedung indah dengan koleksi seni yang berharga yang menghias ruangan2 istana yang harus dipelihara dan dibersihkan setiap hari.
“Kami merasa bahwa perlu ada tambahan biaya untuk memelihara monumen yang indah dan berharga itu,” demikian wakil2 rakyat.
Para anggota setelah mengadakan peninjauan keliling mengadakan tanya jawab dengan pengurus rumah tangga Istana Bogor, Tatang.
Dengan didampingi kepala Biro Umum Sekretariat Negara, Waroto SH, Tatang mengemukakan kemungkinan2 membuka Istana Bogor yang penuh dengan koleksi, seni milik negara untuk wisatawan dengan memungut biaya masuk, sehingga dapat menambah keuangan yang dapat digunakan untuk ongkos pemeliharaan.
Tatang mengetengahkan bahwa persiapan untuk membuka Istana Bogor sebagai obyek pariwisata sudah lama dilakukan, tetapi berhubung berbagai pertimbangan dan persiapan yang belum selesai, maka sekarang baru diijinkan untuk rombongan2 wisatawan tertentu dengan ijin Sekretariat Negara.
Rombongan yang pernah mengunjungi Istana Bogor diorganisir oleh perkumpulan2 kebudayaan dengan ijin Sekretariat Negara.
Pemeliharaan Istana Bogor dikerjakan oleh lk 100 orang karyawan termasuk yang sudah dalam masa persiapan untuk pensiun, sedang Istana Cipanas dikerjakan oleh lk 70 karyawan.
“Menjangan2 dari halaman Istana Bogor tiap tahunnya berkembang biak dengan cepat, karena tidak adanya peraturan keluarga berencana untuk mereka,” demikian Tatang kepala rumah tangga Istana Bogor.
Baca Juga: Jalur Pedestrian Istana Bogor dan Kebun Raya Bogor Dibuka Lagi
Untuk menjaga jangan sampai terlalu penuh maka dalam tahun 1972, atas kebijaksanaan kepala negara, 240 menjangan disebar ke berbagai taman margasatwa dan hutan2 cagar alam di seluruh Indonesia.
Untuk memanfaatkan sebagian tanah disekitar Istana Cipanas yang seluruhnya seluas 25 ha, dilakukan penanaman sayur mayur dan peternakan ayam serta balong ikan, yang dilakukan bekerjasama dengan Jawatan Pertanian setempat.
Selain memelihara Istana Cipanas dan bercocok tanam sayur mayur, para karyawan juga mempunyai badan kesenian yang anggota2nya terdiri dari karyawan beserta anggauta keluarganya. Kegiatan kesenian karyawan Istana Cipanas meliputi menabuh gamelan, reog, tari2an sunda, calung dan pencak.
Istana Cipanas juga telah memiliki satu set gamelan Selendro yang juga dimanfaatkan oleh masyarakat Cipanas karena diseluruh Cipanas hanya itulah satu2nya gamelan yang lengkap.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.