MOROWALI, KOMPAS.TV - Korban ledakan tungku smelter nikel milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Morowali, Sulawesi Tengah, bertambah menjadi 19 orang. Sembilan belas (19) korban tewas tersebut terdiri dari delapan tenaga kerja asing (TKA) dan 11 tenaga kerja Indonesia (TKI).
Adapun total pekerja yang menjadi korban dalam peristiwa ledakan tungku smelter ini adalah 59 orang, 41 orang di antaranya merupakan TKI dan 18 orang lainnya TKA.
Sebanyak 10 TKI tengah menjalani rawat jalan, 14 korban TKI dirawat di RSUD Morowali, dan enam korban dirawat di klinik PT Industri Morowali Industrial Park (IMIP).
Baca Juga: Korban Ledakan Smelter Morowali Sempat Viral Berjalan dengan Luka Bakar, Kini Meninggal Dunia
Sementara, delapan korban lainnya dirujuk ke fasilitas kesehatan lain dan dua TKA menjalani perawatan sendiri.
Terbaru, dua korban dirujuk ke RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar, Sulawesi Selatan karena mengalami luka bakar berat. Mereka adalah Patriansyah dan Yulius Bangun.
Korban yang dirujuk mengalami luka bakar lebih dari 70 persen sehingga membutuhkan penanganan medis secara optimal.
Selain itu, korban dirujuk atas permintaan dari pihak keluarga. Ibu salah satu korban, Damar Tampang, mengatakan bahwa tak ada keluarga di Morowali sehingga mengajukan rujukan.
“Minta dirujuk ke Makassar karena keluarga semua ada di Makassar. Di sini susah karena tidak ada keluarga. Tempat menginapnya susah cari karena tidak ada keluarga di sini,” kata Damar, Kamis (28/12/2023).
Baca Juga: Momen Pemakaman Sosok Viral Korban Ledakan Smelter Morowali yang Berjalan dengan Luka Bakar
Sementara itu, tim Laboratorium Forensik (Labfor) dan Indonesian Automatic Fingerprints Identification System (Inafis) Polri telah selesai melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Tim membawa sampel dan barang bukti untuk dianalisis di laboratorium guna mengungkap penyebab dari meledaknya tungku smelter nikel yang terjadi pada Minggu (24/12/2023).
“Ada beberapa sampel, barang bukti yang sudah diambil oleh tim. Hasil olah TKP kami belum tahu karena masih menjalani proses pengujian di laboratorium,” kata Kapolres Morowali AKBP Supriyanto, Rabu (27/12/2023).
Saat ini, polisi telah memeriksa 14 saksi, termasuk karyawan perusahaan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.