BANJARMASIN, KOMPAS.TV - Setelah tahun 2022 juga berhasil meraih Juara Umum & pada tahun 2021 meraih kategori Juara Terkritis, SMPK Kanaan Banjarmasin kembali berhasil meraih Juara Umum Nasional KIHAJAR STEM 2023.
Ajang KIHAJAR STEM diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek).
Tahun ini jumlah peserta jenjang SMP dalam ajang tersebut jauh lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya, pada tahun 2022 peserta berjumlah 2782 tim sementara pada tahun 2023 peserta berjumlah 7204 tim.
Baca Juga: Puncak Festival Literasi Libatkan 60 Sekolah di Banjarbaru
Marvello Sunny Wijaya, Michael Frederick Sindunata, dan Alfanno Husodo merupakan tim dari SMPK Kanaan Banjarmasin yang berhasil meraih Juara Umum KIHAJAR STEM 2023. Hal ini diraih setelah berhasil melewati beberapa tahapan lomba yaitu tahap basic, intermediate, advance, dan final yang berlangsung sekitar 4 bulan.
Mereka berhasil meraih gelar juara tersebut dengan projek yang memanfaatkan tanaman Kelakai yang banyak ditemukan di daerah Kalimantan Selatan, untuk dapat mengatasi stunting yang marak terjadi pada populasi anak di Indonesia.
Pada kompetisi tersebut, Ketiga siswa SMPK Kanaan Banjarmasin tersebut memilih tema Ketahanan Pangan dan Gizi di dalam KIHAJAR STEM 2023. Dibawah bimbingan Andreas Febri Kris Kurniadi yang merupakan guru dari SMP Kristen Kanaan, mereka memilih untuk meneliti manfaat dari tanaman lokal ‘Kelakai’ yang mudah ditemui dan cukup populer di wilayah Banjarmasin.
“Kelakai pun kami pilih menjadi bahan penelitian dalam pembuatan video lomba Kihajar STEM 2023 sesuai tema yang dipilih yaitu Ketahanan Pangan dan Gizi,” ujar Andreas.
Baca Juga: Festival Asik Bang, BNPT RI dan FKPT Kalsel Ajak Pemuda Kalsel Hindari Radikalisme Lewat Musik
Diketahui bahwa tanaman Kelakai merupakan jenis paku-pakuan yang bernama lemidi (Stenochlaena palustris) dan dikenal dengan nama kelakai di Kalimantan Tengah.
Kelakai banyak ditemukan di pulau Kalimantan dan habitatnya di daerah tanah gambut, air tawar, dan hutan belukar.
Kelakai memiliki dua jenis, warna merah dan warna hijau. Dalam melakukan penelitian, Kelakai memiliki kandungan zat besi dan vitamin C yang cukup tinggi, sehingga bisa dimanfaatkan untuk mengatasi kasus stunting yang marak terjadi di Indonesia.
“Dari hasil konsultasi bersama dokter gizi, risiko stunting bisa lebih tinggi ketika saat remaja atau perempuan hamil itu kekurangan zat besi. Penelitian kami ini pas dengan isu nasional dan pemda yang sedang fokus mengatasi stunting,” tambah Andreas.
Menurut Andreas, uji coba yang dilakukan sejauh ini hanya untuk mengikuti lomba saja.
Tetapi memang ada keinginan untuk melanjutkan penelitian ini hingga mendapat peresmian dan izin dari BPOM, sehingga karya penelitian Marvello, Michael dan Alfanno tidak berhenti di tahap lomba saja. Tetapi terlebih lagi dapat dibawa keluar SMPK Kanaan Banjarmasin dan dapat memberikan manfaat yang lebih luas kepada masyarakat yang ada di Indonesia.
Baca Juga: Buat Jalan 9,9 Km, Kodim 1006/Banjar Hubungkan Desa Terisolir dengan Program TMMD ke-118
Selain itu, melalui proyek yang telah mereka lakukan tersebut, mereka jadi memiliki rasa empati terhadap anak-anak yang mengalami stunting.
Oleh sebab itu mereka berencana untuk menyalurkan bantuan kepada anak-anak yang mengalami stunting melalui dana hadiah tabungan yang mereka peroleh sebagai Juara Umum KIHAJAR STEM.
Bantuan yang akan mereka berikan berupa susu, telur, dan baju layak pakai.
Seperti yang kita ketahui bahwa, KIHAJAR STEM sendiri merupakan Program Kompetisi tahunan yang diselenggarakan oleh Balai Layanan Platform Teknologi (BLPT) Pusdatin Kemendikbudristek.
Program ini diikuti secara tim sebagai wadah eksplorasi untuk pelajar di Indonesia agar memiliki keterampilan berpikir kristis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif dalam menyelesaikan permasalahan yang berbasiskan STEM (Science, Technology, Engineering, and Math).
“Tujuan kegiatan agar para peserta didik kita mulai terbiasa berpikir kritis, berpikir kreatif, kolaboratif dan mampu berkomunikasi dalam menyelesaikan persoalan - persoalan yang berbasis STEM (Science, Technology, Economy and Mathematics)” ujar Muhammad Hasan Chabibie selaku Kepala Pusdatin Kemendikbudristek.
Baca Juga: Menteri KLHK Apresiasi Rumah Anggrek PLN Nusantara Power
Suharti selaku Sekretaris Jendral Kemendikbud juga menyampaikan apresiasi yang mendalam kepada siswa-siswa yang telah berprestasi dalam mewujudkan kepedulian terhadap lingkungan dan serta pemanfaatan teknologi untuk kemudahan masyarakat luas. Apresiasi tersebut disampaikan melalui pidatonya di dalam KIHAJAR STEM 2023
"Selamat juga untuk anak-anak, para siswa yang mendapat apresiasi Gen KIHAJAR 2023. Kalian sudah membuktikan bahwa belajar tidak hanya di dalam kelas. Kalian sudah membuktikan kepedulian kalian kepada lingkungan."
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.