SEMARANG, KOMPAS.TV - Sandi Febrianto, salah satu petani muda, warga Kelurahan Mangunsari, Kota Semarang, mengaku rugi puluhan juta rupiah akibat tanaman seladanya gagal panen. Hal tersebut disebabkan tanaman selada miliknya tidak mampu menahan panasnya suhu yang saat ini terjadi, sehingga terjadi pembusukan akar hingga batang dan mengakibatkan gagal panen. Akibat gagal panen Sandi terpaksa menutup pesanan dari para pelanggannya untuk saat ini. Padahal operasional tetap berjalan karena membayar sejumlah pekerja yang membantunya.
“Kita itu produksi sayur, kita gagal panen karena mengalami busuk akar dan busuk batang. Busuk akar dan busuk batang itu karena suhu yang tinggi, sehingga akar dan batang tidak kuat menahan panas, akhirnya busuk dan membuat sayur menjadi gagal panen,” ungkap Sandi.
Saat suhu udara dan cuaca normal, dia bisa panen selada antara dua hingga tiga ton. Pangsa pasar penjualan selada hasil pertaniannya tak hanya di Kota Semarang, namun hingga Kabupaten Kendal dan Kabupaten Jepara.
Banyaknya tanaman selada yang rusak dan mati, akhirnya dimanfaatkan oleh Sandi menjadi pupuk kompos. Sementara sisa tanaman selada yang ada tetap dipertahankan untuk bisa bertahan di tengah teriknya sinar matahari. Diharapkan bulan depan sudah mulai turun hujan agar suhu udara kembali normal sehingga di awal Desember bisa kembali menyemai bibit baru.
El Nino adalah fenomena pemanasan suhu muka laut yang melebihi kondisi normal di Samudra Pasifik bagian tengah. Pemanasan suhu muka laut meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudra Pasifik Tengah dan mengurangi jumlah curah hujan di wilayah Indonesia. Kondisi tersebut memicu terjadinya kekeringan,
#petani #elnino #semarang
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.