PEKALONGAN, KOMPAS.TV - Hutan mangrove di Desa Mulyorejo, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah sejak tiga bulan terakhir kekeringan akibat kemarau panjang. Tambak-tambak para petani tak menyisakan air sehingga membuat kondisi tanah retak-retak, daun dan batang pohon mangrove pun mulai mengering.
Kondisi ini mengancam keberlangsungan hidup pohon mangrove di Komplek Wisata Mangrove Mulyo Asri, serta pohon mangrove di kompleks sekitarnya. Pengelola mengaku kewalahan menghadapi cuaca ekstrem tahun ini yang dinilai paling parah dari tahun-tahun sebelumnya.
Pengelola Hutan Mangrove Ekowisata Mulyo Asri, Tugiyo mengaku, adanya cuaca panas membuat pembibitan mangrove yang dilakukan sering gagal. Air kolam tambak tak lagi bisa digunakan untuk menyiram pada pembibitan mangrove akibat mengandung kristal garam.
“Ini beberapa bibit-bibit yang kami tanam juga mengalami banyak yang mati karena pengaruh cuaca panas. Sebagian pohon-pohon besar ada yang mati karena dia kekurangan air, kemudian yang kecil-kecil juga, yang kemarin baru kita tanam sebagian yang tidak bisa beradaptasi,” ujar Tugiyo.
Terpaksa penyiraman bibit menggunakan air tanah, namun suhu udara tinggi terus mematikan bibit-bibit mangrove sebelum sempat ditanam di lahan hutan.
Akibat cuaca panas, kunjungan wisatawan ke wisata mangrove mengalami penurunan. Pengelola terpaksa menolak kunjungan wisatawan akibat kondisi tak memungkinkan. Wisatawan biasanya akan praktik menanam pohon mangrove dan membuat sirup dari buah mangrove. Namun, bibit maupun buah mangrove tak tersedia sejak cuaca ekstrem melanda khususnya di Pantura Pekalongan.
#wisatamangrovemulyaasri #kekeringan #pekalongan
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.