GROBOGAN, KOMPAS.TV - Sumber air yang diberi nama Sendang Sari ini, sejak memasuki musim kemarau empat bulan lalu menjadi satu-satunya tumpuan bagi 500 kepala keluarga lebih di Desa Sugihmanik, Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan.
Setiap hari warga mengambil air tanpa batas karena sumber air di sendang sari dikenal tak pernah kering. Mereka yang memiliki cukup uang dan rumahnya jauh, memilih memasang mesin pompa, agar tak perlu mengantri. Tak hanya satu, namun ada 248 mesin pompa terpasang di mata air Sendang Sari. Rumah terjauh yang memasang mesin pompa air di sendang ini jaraknya mencapai sekitar 1 kilometer.
Namun, tak semua warga bisa memasang pompa air karena keterbatasan ekonomi. Suyamto misalnya. Ia harus menempuh jarak sekitar tiga kilometer untuk mengambil air di sendang ini. Dalam sehari dengan menggunakan jerigen, dirinya harus bolak-balik sebanyak enam kali.
“Kurang lebih 3 kilometer sampai sini perjalanannya, setiap hari, kalau gakambil kita gak hidup pak. Mungkin bisa enam kali satu hari pak, bolak-balik,” ujar Suyamto.
“Sumur warga udah habis pak, sama sekali, sejak dua bulan ini,” lanjutnya.
Untuk ketertiban, pihak desa membentuk petugas khusus yang tugasnya memantau mesin pompa air dan pipa yang masuk ke dalam mata air.
“Ini jumlahnya 248, tapi penggunanya itu bisa 300 kk. Karena satu pompa ini bisa lima, bisa tiga, gitu,” ungkap Tri Sukamto, ketua paguyuban Sendang Sari.
“Sendang ini aja ini yang masih ada sumbernya, sumur-sumur warga sudah habis,” lanjutnya.
Mata air Sendang Sari ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Warga setempat meyakini sendang ini adalah peninggalan Sunan Kalijaga, sehingga pihak desa tak pernah memungut uang dari warga yang mengambil air di sendang ini.
#kekeringan #sumbermatair #grobogan
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.