TANAH BUMBU, KOMPAS.TV - Tantangan pertolongan di ketinggian atau high angle rescue, menjadi rangkaian gelaran Indonesia Fire And Rescue Challenge (IFRC) 2023, di lokasi tambang Fire Ground Kusan, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.
Diikuti sebanyak 24 tim rescue perusahaan tambang dan mineral se-Indonesia, mereka beradu ketangkasan melakukan evakuasi penyelamatan diketinggian 20 meter.
“selain perlombaan, ini menjadi ajang silaturahmi antara para rescue perusahaan tambang di indonesia. Sehingga ketika ada panggilan evakuasi bencana, mereka sudah saling mengenal dan sigap ketika ada kejadian di lokasi tambang,” terang Supandi, Ketua Panitia Pelaksana 20th IFRC.
Baca Juga: Karhutla di Kalsel Masih Terjadi, Korem 101/Antasari Gelar Salat Istisqo' Meminta Turun Hujan
Tak hanya high angle rescue, skenario misi penyelamatan korban kecelakaan yang terperangkap di dalam mobil turut jadi tantangan kerjasama antar tim, menuntaskan challenge lewat road accident rescue.
Disaat bersamaan, underwater rescue and recovery challenge juga diperlombakan pada lokasi genangan air dengan melakukan penyelaman di dasar air untuk mencari korban yang diskenariokan mengalami kecelakaan mobil dan tercebur disebuah danau.
Tentunya, kecepatan, ketangkasan dan komunikasi antar tim jadi tolak ukur penilaian dalam ajang nasional yang diselenggarakan PT Borneo Indobara (BIB) sebagai tuan rumah.
“Sebetulnya kecelakaan itu tidak kita harapkan. Insan pertambangan ini kalo bisa mencegah. Tapi kalo terjadi kita harus siap untuk menyelamatkan korban secepat mungkin agar nyawanya tidak terancam. Jadi ini adalah benteng terakhir dengan harapan mereka mendapat metode baru lewat ajang IFRC dari 24 tim,” ucap KTT PT Borneo Indobara, Riandi Simka Pinem.
Baca Juga: Yuk Tengok Keseruan Bank Jateng Friendship Run di Banjarmasin
Dengan harapan mampu mengukur kesiapsiagaan masing-masing tim rescue pertambangan, sekaligus bertukar pengalaman merespon kejadian darurat dan mencegah munculnya korban jiwa.
“Rescuer ini mempunyai keahlian yang dilatih untuk ketanggapdaruratan bencana. Jadi dia adalah garda kedua setelah basarnas, selalu tampil terdepan, setiap ada kebencanaan. Sehingga ini menjadi ajang yang bagus di daerah tambang dan aktivitas tambang kita bisa mengumpulkan lebih dari 240 rescuer,” terang Raden Utoro, COO PT Borneo Indobara.
Baca Juga: TMMD Ke-117 Telaga Langsat, Bersatu Satu Tujuan Sejahterakan Rakyat
Setelah seharian menjalani aksi penyelamatan, para rescue diberikan hiburan tarian daerah hingga penampilan dari tim rescue perusahaan di atas panggung untuk melepas ketegangan sebelum melanjutkan kegiatan ifrc yang digelar sejak 1 september hingga 12 september mendatang
”IFRC ini menjadi ajang silaturahmi dan saling mengukur kesiapsiagaan masing-masing tim dari perusahaan tambang untuk merespon, jika ada kejadian darurat. Baik di perusahaan tersebut maupun panggilan evakuasi bencana di daerah. Dan faktanya kita selalu terlibat da am keadaan siap,” tutup Ketua Perkumpulan Profesi Tanggap Darurat Pertambangan dan Industri Indonesia (Pertapindo), Sri Rahardjo.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.